ATAMBUA, BALIPOST.com – Rangkaian kegiatan dalam upaya menghadirkan wisatawan perbatasan melalui konser musik di Atambua, “Festival Crossborder Atambua 2017” sukses digelar. Jumat (1/12) malam, giliran penyanyi Judika yang tampil di Lapangan Simpang Lima, Atambua, NTT.
Kehadiran Judika ini sekaligus menutup seluruh rangkaian kegiatan Festival Crossborder Atambua di sepanjang tahun 2017.
Sama seperti suasana di festival-festival sebelumnya, kehadiran Judika juga menjadi magnet besar bagi masyarakat lokal maupun wisatawan yang sengaja menyeberang dari Timor Leste. Suasana pun semakin meriah dengan penampilan Maria Vitoria, finalis D’Academy Asia (DA) 2 asal Timor Leste.
Tercatat lebih dari 30 ribu pengunjung memadati pusat kota Atambua. “Selamat malam Atambua. Selamat datang saudara-saudara kita dari Timor Leste. Terima kasih sudah datang. Mari kita nikmati persaudaraan kita melalui pariwisata,” ujar Judika dari atas panggung.
Judika membawakan sedikitnya 11 lagu. Seperti “Bukan Rayuan Gombal”, kemudian disusul 10 tembang lainnya yakni “Sampai Kau Jadi Milikku”, “Sampai Akhir”, “Jass”, “Mapala”, “Separuh Nafas”, “Pergi Pagi Pulang Pagi”, “Bukan Dia”, “Aku Yang Tersakiti” dan “Maumere”.
Penampilan Judika kemudian ditutup dengan tembang “Sakitnya Tuh Disini” berduet bersama Maria Vitoria.
Usai Judika turun panggung, Maria Vitoria melanjutkan penampilannya. Wanita yang akrab disapa Marvi itu tampil pada penghujung acara. Membawakan lima lagu yakni “Bumi Semakin Panas”, “Nirmala”, “Listen”, “Despacito” dan “Mira Santika”.
“Sebagai masyarakat Timor Leste, kami sangat bangga karena ini salah satu kehormatan bagi kami bisa membawakan nama negara Timor Leste dalam acara besar konser musik crossborder di Atambua,” ujar Marvi di atas panggung.
Ia mengatakan, selama ini masyarakat di Timor Leste selalu menantikan Festival Crossborder Atambua 2017. Menurutnya festival tersebut menjadi suguhan yang sangat menarik bagi masyarakat Timor Leste.
“Banyak masyarakat Timor Leste yang datang kesini khususnya Maria Lovers, mereka sudah kasi kabar kepada saya. Saya wakil dari Timor Leste sangat senang dengan diadakannya festival ini,” ujar Marvi.
Seperti diketahui, sepanjang tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Belu yang didukung penuh Kementerian Pariwisata telah beberapa kali menghadirkan “Festival Crossborder Atambua”. Deretan musisi terbaik tanah air serta musisi dan musisi lokal dihadirkan.
Mario G Kalu, TipeX, Jamrud, Coklat, dan juga Slank, adalah deretan nama-nama yang dihadirkan dalam festival tersebut.
Dubes RI untuk Timor Leste, Sahat Sitorus yang turut hadir dalam acara itu mengatakan, program ini bukan hanya milik Indonesia, tapi juga Timor Leste.
“Karena kita saudara di NTT dan Timor Leste. Bahasanya sama, jadi memang dari dulunya Timor Leste dan NTT itu saudara. Jadi sekarang pun kita tetap saudara,” ujar Sahat Sitorus.
Hal itu terbukti dengan banyaknya masyarakat Timor Leste yang antusias dengan rangkaian Festival Crossborder Atambua 2017. Belum lagi acara-acara lainnya yang juga menarik bagi masyarakat Timor Leste.
“Saya kira ini satu langkah yang sangat baik, dan kita berterima kasih kepada Presiden Jokowi atas Nawa Cita membangun dari perbatasan. Melibatkan orang-orang di perbatasan untuk pembangunan Indonesia dan juga melibatkan negara-negara tetangga termasuk Timor Leste yang sangat potensial untuk mendukung kemajuan pariwisata kita,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Bupati Belu, Willybrodus Lay. Sejak digulirkan pertama kali, Festival Crossborder Atambua menjadi agenda wajib yang didatangi para wisatawan. Khususnya masyakarat Timor Leste.
“Terima kasih bapak Menteri Pariwisata yang telah mengangkat daerah perbatasan khususnya Atambua dengan konser-konsernya,” ujar Bupati.
Ia mengatakan rangkaian “Festival Crossborder Atambua 2017” tidak hanya mewujudkan Atambua sebagai kota festival. Tapi lebih dari itu, mengangkat Atambua semakin dikenal. Pemberitaan yang masif makin mengenalkan Atambua sebagai salah sati bagian dari Indonesia dengan kekayaan alam serta budayanya yang indah nan eksotis.
“Atambua yang seolah jauh kini semakin dekat. Dengan ini diharapkan wisatawan pun semakin tertarik ke Atambua,” ujarnya.
Sebagai acara resmi penutupan rangkaian Festival Crossborder Nusantara 2017, Bupati Belu Willybrodus Lay memberikan cenderamata kain tenun khas Belu kepada Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste Sahat Sitorus dan Kepala Bidang Promosi Wisata Buatan Kementerian Pariwisata Ni Putu Gayatri.
Selain itu juga dilakukan penabuhan Tihar bersama dan atraksi kembang api.
Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti mengatakan, program cross border sangatlah penting untuk digarap oleh Indonesia.
Sebab, persentase wisatawan mancanegara (wisman) lintas batas di berbagai negara sangat besar.
Ia juga menilai wisman perbatasan dapat diperoleh dengan relatif mudah dan cepat. Hal ini dilihat kontribusi yang signifikan terhadap total kunjungan wisman dan manfaat lainnya.
“Indonesia berbatasan dengan beberapa negara, maka Indonesia perlu mengembangkan wisata perbatasan,” ujar Esthy.
Salah satu contoh adalah kunjungan wisman ke Belanda. Berdasarkan data Euromonitor, lebih dari 93 persen kunjungan wisman ke Belanda adalah wisatawan perbatasan dari negara tetangga seperti Jerman, Belgia dan Prancis.
Contoh lainnya juga bisa ditengok dari Malaysia. Berdasarkan data dari Tourism Malaysia 2016, lebih dari 65 persen kunjungan wisman ke Malaysia adalah wisatawan perbatasan dari negara tetangga seperti Singapura, Indonesia dan Thailand.
“Indonesia memiliki lokasi-lokasi di perbatasan yang berpotensi untuk menarik minat wisatawan negara tetangga. Setidaknya ada 92 pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga yang bisa dikembangkan,” ujarnya didampingi Ni Putu Gayatri.
Hasilnya pun dikatakan Esthy cukup baik. Tidak hanya di Atambua, tapi juga daerah perbatasan lainnya di Indonesia. Acara-acara yang dihadirkan dan didukung Kementerian Pariwisata disambut baik masyarakat dan juga utamanya wisatawan mancanegara.
Hal senada dikatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurutnya event-event yang dilakukan di daerah perbatasan berperan sebagai daya tarik wisatawan mancanegara dan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
“Atraksi-atraksi di daerah perbatasan harus diperbanyak. Wisman perbatasan relatif dapat diperoleh dengan mudah dan cepat dengan menggelar berbagai atraksi lomba dan event, serta pertunjukan kesenian seperti konser musik,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menteri asal Banyuwangi itu lantas menyodorkan data. Wisman cross border punya kontribusi signifikan dalam mendongkrak jumlah turis asing.
“Data dari BPS, wisman yang berkunjung ke Indonesia melalui Pos Lintas Batas (PLB) periode Mei 2017mencapai 156,05 ribu kunjungan, angka ini mengalami kenaikan sebesar 722,38 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Kita harapkan kontribusi tahun ini akan meningkat,” katanya. (kmb/balipost)