DENPASAR, BALIPOST.com – Erupsi Gunung Agung berdampak signifikan terhadap okupansi hotel. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati membenarkan hal itu.
Ia mengatakan rata-rata okupansi hotel per harinya berkisar antara 20-25 persen, dan okupansi bulanan berkisar 35 persen. “Kalau dibandingkan dengan data tahun lalu yang rata-rata 70–80 persen untuk bulan Desember,” ungkapnya.
Bahkan saat airport ditutup, okupansi sangat rendah sekitar 15-20 persen pada homestay di Ubud. Karena wisatawan lebih memilih hotel dekat airport.
Pengamat Ekonomi dari Undiknas, Prof.Dr. IB Raka Suardana, SE., MM., menilai, dengan penutupan bandara, menurunkan tingkat kunjungan wisatawan. Penumpang yang batal karena 445 penerbangan cancel saat penutupan Bandara Ngurah Rai mencapai 59.000 orang. “Jika kondisi ini berlangsung lama, pertumbuhan ekonomi Bali akan turun,” katanya.
Ia menilai Bali sebagai ikon pariwisata akan sangat sulit menggeser ke sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pariwisata tetap menjadi penopang perekonomian Bali. Namun dari sisi penawaran, ekspor Bali harus digenjot. “Ekspor dihidupkan, barang kerajinan dibangkitkan lagi. Barang seni ke Eropa dibangkitkan lagi. Kualitas ditingkatkan,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)