AMLAPURA, BALIPOST.com – Pelaksanaan Karya Penyeheb Brahma di Pura Kidulingkerteg, Desa Besakih digelar bertepatan dengan Purnama Kaenem, Minggu (3/12). Karya yang dilaksanakan kali ini hanya sehari dan langsung Masineb.
Karya berlangsung sehari mengingat status Gunung Agung masih level IV dan gunung masih dalam fase kritis. Dalam upacara tersebut dihadiri Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dan Wakil I Wayan Artha Dipa serta sejumlah OPD di lingkungan Pemkab Karangasem.
Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiarta, Minggu (3/12) mengungkapkan, pelaksanaan Karya Penyeheb Brahma ini merupakan rangkaian dari upacara Catur Loka Pala yang dilaksanakan di Pura Agung Besakih. Upacara ini dilaksanakan di empat pura yang ada di Besakih yakni Pura Batumadeg, Pura Gelap, Pura Ulun Kulkul dan Pura Kidulingkerteg. “Upacara Catur Loka Pala merupakan satu kesatuan di Pura Agung Besakih. Dan upacara Penyeheb Brahma di Pura Kidulingkerteg ini merupakan upacara yang terakhir dari empat pura itu,” ucapnya.
Dikatakannya, tujuan dari upacara ini adalah untuk memohon kerahayuan jagat Bali. Dan sumber panas yang ada di bumi ini agar menjadi seimbang dan netral.
Apalagi sekarang ini kondisi Gunung Agung masih kritis dan level masih berada di Awas. Jadi upacara ini sangat tepat untuk memohon supaya Gunung Agung tidak meletus lagi. Kalaupun melutus lagi, tapi bisa lebih kecil dari letusan 1963. “Kita harap lewat upacara ini, segala permohonan bisa dikabulkan oleh beliau,” harapnya.
Dikatakan Jro Widiarta upacara Penyeheb Brahma kali ini hanya berlangsung sehari saja. Mengingat, kondisi Gunung Agung Masih Kritis serta lokasi Pura Kidulingkerteg ini masuk KRB III. Sementara jika situasinyan normal, karya dilaksanakan selama tiga hari.
Sementara itu Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri usai upacara mengatakan, upacara Karya Penyeheb Jagat ini adalah bagian dari upacara tahunan. Pihaknya berharap dengan dilaksanakannya upacara ini, agar semua masyarakat diberikan keselamatan. “Di manapun masyarakat berada agar tetap berdoa supaya kondisi Gunung Agung secepatnya bisa kembali normal. Kalaupun harus harus meletus silakan, tapi jangan sampai memakan korban jiwa,” harap Mas Sumatri. (Eka Parananda/balipost)