Made Subur. (BP/mud)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng melakukan berbagai antisipasi. Salah satunya untuk mencegah korban jiwa jika banjir bandang terjadi.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Made Subur, Minggu (3/12), pihaknya berupaya melakukan mitigasi terhadap daerah aliran sungai (DAS) yang rawan. Ia menyebutkan ada 18 DAS di Bali Utara yang dikategorikan rawan menimbulkan banjir bandang di musim hujan tahun ini.

Ia menjelaskan mitigasi ini khusus menyasar DAS di Buleleng. Setiap minggu akan dilakukan pembersihan sampah yang menumpuk di DAS, memperdalam DAS, dan kegiatan edukasi kepada warga agar tidak membuang sampah di sepanjang DAS.

Baca juga:  Desa Sanda Olah Sampah Plastik Jadi BBM

Tidak itu saja, penyadaran kepada warga di daerah hulu juga gencar dilakukan. Ini karena di daerah hulu belakangan ini mulai terjadi alihfungsi lahan hingga penebangan tanaman keras. Pada saat hujan akan memicu tanah longsor hingga batang dan ranting pohon dihanyutkan hingga mengancam keselamatan lingkungan di hilir.

“Dari catatan kami itu ada 18 DAS dan dari pengalaman, banjir bandang ini selain menimbulkan kerusakan infrastruktur, juga memicu gangguan lingkungan karena menghayutkan sampah kiriman. Mengantisipasi itu mitigasi melibatkan stakeholders sinergi dengan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha,” katanya.

Selain ancaman banjir bandang, BPBD juga memetakan ancaman bencana lain seperti gelombang pasang, angin kencang dan tanah longsor. Untuk gelombang pasang, sepanjang 158 kilometer (KM) pantai di Bali Utara berpotensi menimbulkan bencana gelombang pasang.

Baca juga:  Rawan Penyelundupan di Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Biasanya, ancaman gelombang pasang terjadi ketika memasuki Januari dan Februari. Meningkatkan kewaspadaan, BPBD mengirimkan surat kepada para camat yang memiliki wilayah pesisir untuk mengedukasi warganya agar tetap waspada. Jika terjadi perubahan cuaca di pesisir disarankan agar mencari tempat yang lebih aman untuk menghindari terjadinya korban jiwa. “Sepanjang pantai kita rawan bencana gelombang pasang dan kami sudah meminta camat agar mmegingatkan warga waspada ancaman bencana gelombang pasang,” tegasnya.

Baca juga:  Turunkan Emisi Karbon, PLN Ajak Anggota G20 Berkolaborasi

Sementara itu bencana tanah longsor dipetakan rawan terjadi di daerah perbukitan mulai dari Kecamatan Busungbiu, Kecamatan Sukasada, sebagian Kecamatan Sawan, dan di Kecamatan Kubutambahan. Di daerah perbukitan dan memiliki lembah diprediksi menimbulkan angin puting beliung.

Ditanya dukungan anggaran, mantan Sekretaris Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) yang sekarang menjadi Dinas PMD ini mengatakan, pada APBD Induk 2018, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 5 miliar lebih. Dana itu untuk menangani situasi darurat bencana dan membiayai program yang sudah dirancang.

Selain mengandalkan dana tersebut, penanganan pasca bencana juga dianggarkan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *