Suasana di Ubud pada Senin (4/12). (BP/nik)
GIANYAR, BALIPOST.com – Erupsi Gunung Agung menyebabkan kunjungan wisatawan turun drastis. Kondisi ini bisa dilihat di Ubud.

Kawasan yang dikenal dengan nama Kampung Turis ini pada Senin (4/12) nampak sepi. Padahal saat ini sudah memasuki peak season karena menjelang tahun baru.

Pemandangan dari jalur Monkey Forest ke Puri Ubud yang biasanya padat merayap tidak terlihat. Begitu pula dengan Puri Ubud yang merupakan jantung Ubud, mengalami penurunan drastis kunjungan wisatawan. “Sejak bandara ditutup, turis tidak ada yang datang ke sini,” ujar salah satu petugas jaga di Puri Ubud, Wayan Eka.

Baca juga:  XL East Region Fokus Garap Ekonomi Digital

Pria asal Desa Taro, Kecamatan Tegallalang ini menjelaskan, setelah bandara dibuka kembali, turis tidak langsung kembali ke Bali. Pihaknya pun menduga bahwa wisatawan mengira Gunung Agung akan terus meletus.

Saat berjaga, ia mengaku hanya melihat segelintir turis. “Dari pagi sampai siang, saya cuma lihat sekitar 10 orang saja. Sepertinya di bawah 20 orang ini yang masuk,” ujarnya.

Biasanya, jika siang hari, apalagi menjelang tahun baru, gelombang turis menuju puri sangat padat. Halaman luar puri biasanya sudah penuh dengan turis. “Biasanya musim ini, turis dari Tiongkok datang kemari. Tapi sekarang nyaris tidak ada bus masuk Ubud,” jelasnya.

Baca juga:  Beijing Klaim Wabah COVID-19 Sudah Bisa Dikontrol

Sebagai petugas di puri, dia sendiri tidak bisa menghitung jumlah kunjungan turis. Itu karena masuk puri tidak dikenakan karcis. “Intinya dulu itu puri selalu padat wisatawan,” katanya.

Diakui, selama ini kunjungan ke Puri Ubud merupakan barometer geliat turis di kawasan wisata Ubud. Dikatakan wisatawan biasanya berkunjung ke puri terlebih dahulu lantas berkeliling, seperti ke museum, Monkey Forest atau mencari makan siang. “Sekarang di Monkey Forest juga sepi sekali,” katanya.

Baca juga:  Auto2000 Pasarkan C-HR Hybrid di Bali

Sementara itu Manager Bebek Tepi Sawah, Iwan, mengakui turunnya tingkat kunjungan turis ke Ubud. Ia pun menunjukkan lenggangnya rumah makan tersebut. “Dampaknya terasa sekali, ada penurunan signifikan, jauh berbeda dengan sebelumnya yang setiap hari ada wisatawan,” katanya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *