NUSA Penida Festival ke-IV yang digelar Pemkab Klungkung resmi dibuka, Rabu (6/12). Event tahunan yang berlangsung di Pantai Mahagiri, Desa Jungut Batu, Nusa Lembongan ini diisi upacara pakelem dengan iringan pementasan 1.500 penari Rejang Dewa. Selain sebagai ajang pembangkitan pariwisata, ini juga dijadikan momentum melestarikan alam.
Festival yang dibuka pukul 09.00 Wita itu dihadiri sejumlah undangan dari Kementerian Pariwisata, Pemprov Bali, jajaran TNI dan Polri maupun unsur terkait lainnya. Ini pun disaksikan warga lokal maupun wisatawan domestik dan asing. Tak sedikit yang dibuat kagum dengan tari Rejang Dewa yang tak hanya dipentaskan anak-anak, tetapi juga remaja dan ibu-ibu. Ini pun diabadikan melalui foto.
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menyatakan pelaksanaan festival ini sebagai salah satu media promosi sektor pariwisata, terlebih Nusa Penida menyandang berbagai status, salah satunya Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Melalui ini pula, pelaku pariwisata dan masyarakat diminta untuk tetap menjaga kelestarian alam. Demikian pula seni dan budaya. “Pembangunam pariwisata perlu semangat dan mulat sarira. Lepaskan ego,” tegasnya.
Sejalan dengan pelaksanaan acara ini, situasi Gunung Agung, Karangasem belum kondusif. Hal tersebut berimbas pada kunjungan wisatawan yang menurun. Dihadapkan kondisi demikian, masyarakat dan pelaku pariwisata, khususnya Klungkung diharapkan tetap bisa bangkit. Harus ada langkah-langkah yang mampu meyakinkan wilayah di Bali masih ada yang aman untuk dikunjungi. “Apalagi Nusa Penida, jauh dari Gunung Agung. Aman untuk dikunjungi,” ungkapnya.
Pengembangan pariwisata di kepulauan yang dijuluki The Blue Paradise Island ini terus digenjot. Infrastruktur yang menjadi pendukung penting sudah masuk sebagai skala prioritas untuk mendapat penanganan. Selain itu, pemkab juga telah merancang sejumlah program besar yang diusulkan ke pemerintah pusat untuk bisa direalisasikan, seperti pelabuhan segi tiga emas dan jalan lingkar Nusa Penida.
“Waktu ini, 12 menteri juga sudah datang kesini (Nusa Penida-red). Apa yang dibahas dalam Fokus Group Discusion (FGD) bisa ditindaklanjuti. Jangan sia-siakan Nusa Penida. Kami ingin potensi telur emas ini bisa terwujud,” ungkap bupati asal Nusa Ceningan ini.
Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika dalam sambutannya yang dibacakan Kadis Pariwisata Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra menyatakan Nusa Penida memiliki potensi keindahan alam yang luar biasa. Berbagai objek menarik dapat ditemui. Membangkitkan itu, penyelenggaraan festival sangat strategis. “Kami berharap ini bisa merangsang daerah lain di Bali. Ini juga tak hanya untuk promosi. Tetapi juga media komunikasi seniman dan budayawan,” sebutnya.
Ditegaskan, ditengah erupsi Gunung Agung, sejumlah daerah di Bali yang memiliki potensi pariwisata masih aman untuk dikunjungi.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Putu Ngurah mengungkapkan tahun ini pemerintah pusat menargetkan kunjungan wisatawan mencapai 15 juta orang. Pada 2019, ditarget meningkat menjadi 20 juta orang. Mencapai itu, festival ini menjadi salah satu solusi. “Potensi daerah ini sangat besar. Ini harus dijaga bersama-sama,” pungkasnya.
Festival ini menampilkan beragam kesenian dan lomba. Usai pembukaan, juga ada pentas lawak Bali. Hari kedua, digelar lomba gebug bantal, lomba gala-gala, lomba memasak ikan, touring Pulau Lembongan, merangkai prani, mengikat dan melepas tali bulung, lomba busana adat Bali untuk wisatawan asing dan lawak Bali.
Sedangkan hari ketiga, panitia mengadakan gerakan bersih pantai, transplantasi terumbu karang dan penanaman mangrove, lomba stand up padle, lomba perahu mini dan pentas lagu pop bali yang menampilkan Nosstress dan Joni Agung & Double T. Saat penutupan, 9 Desember digelar yoga masal, jalan bareng dan lomba renang serta dimerikahkan penampilan Tika Pagraky, Aya dan Laras serta penampilan artis ibukota Denada. (Adv/balipost)