Longsor menyebabkan sebuah bangunan warga amblas, Kamis (7/12) dini hari. (BP/nik)
GIANYAR, BALIPOST.com – Hujan lebat yang mengguyur Gianyar menyebabkan sejumlah bencana, Kamis (7/12). Longsor terjadi di dekat rumah Dewa Putu Adnyana, Perumahan Desa Seronggo, Gianyar.

Bencana longsor di rumah Dewa Putu Adnyana terjadi pada Kamis dini hari sketiar pukul 02.30 wita. Material longsor itu jatuh ke arah timur yang merupakan jurang dengan kedalaman kurang lebih 15 meter. Akibatnya material berupa gudang janur, merajan, tiga buah sepeda motor, dan televisi itu jatuh di sebelah timur yang kebetulan merupakan kawasan miliki Ida Mpu Acarya Nanda.

Baca juga:  Gempa Cukup Keras Guncang Bali, Warga Terbangun

Salah satu tetangga korban, Made Ardana, mengaku terbangun karena suara longsoran itu. Suara gemuruh akibat bencana itu sempat dikira Gunung Agung yang meletus. “Saya kira suara dari Gunung Agung. Ternyata di sebelah rumah saya, bangunan tetangga longsor,” ujarnya.

Sementara, Dewa Putu Adnyana yang ditemui mengaku masih shock atas kejadian itu. Adanyana pun nampak sibuk melakukan evakuasi barang-barang yang terjatuh ke bawah, seperti tiga sepeda motor, televisi, serta janur yang hendak dijual. Korban mengaku mengalami kerugian material sebesar Rp 150 juta.

Baca juga:  Gubernur Koster Minta Alokasi APBN untuk Desa Adat

Desak Made Sama yang merupakan ibu korban, mengaku baru tiba dari Buleleng. Dikatakan seluruh keluarga terkejut dengan bencana ini. “Saya baru datang mendengar rumah anak saya longsor. Semuanya kaget dengan keadaan ini,” ungkapnya.

Tak hanya itu, hujan deras juga memicu tanah longsor di tiga titik di Desa Pupuan. Paling parah memicu jembatan jebol menghubungkan Banjar Timbul dan sebelah timur Banjar Tegalpayang, Desa Pupuan, Tegalalang. “Kejadiannya Rabu sore kemarin, tapi baru diketahui warga Kamis pagi tadi, jembatan jebol ke jurang sedalam 10 meter,” ucap Perbekel Desa Pupuan, I Wayan Sumatra.

Baca juga:  Direncanakan Beroperasi Jelang KTT G20 2022, Hingga Kini Operasional TPST di Denpasar Molor

Sumatra menambahkan jembatan tersebut tergolong jalur penting untuk aktivitas perekonomian warga. Namun karena jebol, warga pun harus menggunakan jalur alternatif yang memutar. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *