SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pedagang di Pasar Galiran merasakan dampak erupsi Gunung Agung. Sebab, biasanya Pasar Galiran selalu ramai dikunjungi konsumen yang berasal dari Karangasem.
Karena sebagian besar warga di Karangasem mengungsi, otomatis penjualan di pasar ini pun anjlok. Menurut informasi yang dihimpun Jumat (8/12), anjloknya penjualan terjadi pada komoditi hasil bumi, seperti bawang merah dan putih.
Kondisi ini pun dibenarkan salah satu pedagang, Fudar. Dikatakan anjloknya penjualan mencapai 50 persen. “Sebelum Gunung Agung seperti sekarang, pelangan banyak dari Karangasem. Tapi sekarang mereka mengungsi. Tidak ada yang belanja lagi,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, pedagang asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini terpaksa mengurangi pasokannya, dari dua ton menjadi satu ton. Ini dilakukan untuk mengurangi kerugian dan mempercepat kembalinya modal. “Kalau pasokannya banyak. Takutnya tak ada yang beli. Jadinya dikurangi,” terangnya.
Saat ini, pelanggannya hanya berasal dari Klungkung dan Gianyar. “Sekarang hanya mengandalkan itu saja,” imbuhnya.
Pedagang lain, Gusti Ngurah Indrawan juga menyatakan demikian. Saat situasi normal, biasanya pasokan bawang merah dan putih mencapai dua ton. Namun kini hanya 500 kilogram.
Dihadapkan kondisi yang baru pertama kali terjadi ini, ia tak bisa berbuat banyak. Harapannya supaya bisa segera kembali normal. “Biasanya satu gudang penuh isi barang. Sekarang lowong. Tidak berani nyetok banyak,” ungkapnya.
Perputaran jual belinya kini hanya mengandalkan pembeli dari wilayah Klungkung, Gianyar dan beberapa dari Denpasar. Namun itu juga mengalami penurunan. “Yang dari Gianyar biasanya beli 100 kilo, sekarang hanya 40 kilo. Pariwisata disana kan sepi juga. Tidak seperti dulu. Muah-mudahan tidak lama seperti ini,” sebutnya. (Sosiawan/balipost)