DENPASAR, BALIPOST.com – Gaya hidup kembali ke alam (back to nature) makin banyak dilakukan seiring meningkatnya kesadaran menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi bahan-bahan alami. Peningkatan tren ini pun menyebabkan makin banyaknya orang yang mengonsumsi obat-obatan herbal.
Menurut Direktur PT Sido Muncul Tbk., Irwan Hidayat, Sabtu (9/12), pemanfaatan obat herbal yang makin tinggi harus dibarengi dengan pengolahan bahan alami sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu, perlu ada edukasi dan penyamaan pandangan sehingga manfaat obat herbal bisa lebih tersosialisasikan dengan baik. “Kami di Sidomuncul berupaya untuk melakukan edukasi melalui kerjasama dengan sejumlah fakultas kedokteran,” katanya di sela-sela seminar herbal “Masa Depan Herbal Indonesia untuk Kesehatan” di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Warmadewa.
Ia mengatakan penggunaan obat herbal saat ini sudah mendapatkan pengakuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bahkan WHO merekomendasikan penggunaannya untuk memelihara kesehatan masyarakat, pencegahan, dan pengobatan penyakit, terutama penyakit kronis, degeneratif, dan kanker. “Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara dengan megabioversitas terbesar di dunia. Kekayaan tanaman obatnya pun banyak dan dengan kemajuan teknologi sekarang bisa membantu untuk membuat obat herbal yang tampil secara modern,” paparnya.
Ia berharap kalangan dokter dan ilmuwan dalam dunia kedokteran bisa memiliki wawasan yang lebih luas mengenai perkembangan industri jamu dan melakukan penelitian terkait penggunaan obat herbal dan bahan herbal untuk pelayanan kesehatan. “Untuk produk Tolak Angin, Sidomuncul telah melakukan berbagai penelitian seperti uji toksisitas dan uji khasiat. Hasilnya minum Tolak Angin secara rutin tidak menimbulkan efek samping bila sesuai dosis anjuran,” sebutnya.
Terkait obat herbal ini, Rektor Universitas Warmadewa, Prof. dr. I Dewa Putu Widjana mengatakan pemanfaatannya memang makin meningkat. Sayangnya data resmi terkait hal itu belum ada. “Kalau di RRC, hampir 80 persen dokter menggunakan obat herbal untuk pasiennya,” ujarnya.
Ia menyambut baik inisiatif Sidomuncul untuk terus menyosialisasikan manfaat obat herbal. Dalam kesempatan itu pun ditandatangani MoU kerjasama penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat antara Warmadewa dan Sidomuncul.
Seminar herbal yang digelar di Warmadewa merupakan kegiatan kedua yang digelar Sidomuncul di Bali tahun ini. Sebelumnya acara sama juga digelar di Universitas Udayana. Sedangkan secara keseluruhan, Irwan mengatakan kegiatan ini merupakan yang ke-38 kalinya. Seminar sudah digelar di sejumlah kota besar, antara lain Jakarta, Surabaya, Medan, Yogyakarta, Semarang, Badung, dan Makassar.
Selain seminar, pada Sabtu ini Sidomuncul juga menyerahkan bantuan ke pengungsi Gunung Agung. Bantuan senilai Rp 200.000.000 tersebut diserahkan oleh Irwan Hidayat. (Diah Dewi/balipost)