MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Badung, melalui Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan melakukan pengawasan terhadap kesediaan kebutuhan pokok dan harga yang ditawarkan. Upaya ini, guna mengantisipasi lonjakan harga akibat kebutuhan konsumen meningkat dan adanya permainan harga oleh para distributor.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdangangan Badung, I Ketut Karpiana, mengatakan pengawasan dilakukan untuk menjaga stabilitas harga menjelang Perayaan Malam Natal dan Tahun Baru di Kabupaten Badung. “Kami melakukan langkah-langkah seperti pengawasan pasar dan pasar murah di enam kecamatan di daerah itu untuk menekan lonjakan harga kebutuhan pokok. Kegiatan ini melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja dibantu Balai Besar Pemeriksaan Obat dan Makanan (BBPOM),” ujar Ketut Karpiana, Jumat (8/12).
Menurutnya, pengawasan pasar telah dilakukan di sejumlah pasar tradisional dan swalayan di Kecamatan Kuta. “Kami tidak menemukan adanya lonjakan harga menjelang Natal dan Tahun Baru,” katanya.
Dikatakan, pihaknya juga melakukan pengawasan bahan makanan di swalayan terbesar di Badung. Dalam kegiatan ini tidak menemukan adanya makanan yang kadaluarsa, khususnya makanan dalam kemasan. “Kami minta tidak ada penimbunan barang kebutuhan pokok yang dilakukan agen distributor yang tidak sehat,” ucapnya.
Dia mengakui, akan melakukan giat operasi pasar di enam kecamatan dalam waktu dekat untuk menekan lonjakan harga tersebut. “Kami di Badung, khususnya Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan secara rutin menjelang Natal dan Tahun baru terus melakukan pemantauan pasar tradisional dengan tim gabungan yang kami miliki,” ujarnya.
Dalam kegiatan itu, pihaknya juga melakukan pemantauan ke sejumlah pedagang gas LPG tiga kilogram di Kecamatan Mengwi dan menemukan adanya kenaikan harga gas bersubsidi itu. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah daerah akan melakukan pasar murah gas LPG 3 kilogram yang dijual dengan harga Rp 14.500 per tabungnya.
“Kami sudah melakukan pasar murah seminggu lalu dan belum menemukan adanya kenaikan harga kebutuhan pokok di pasar tradisional,” sebutnya. (Parwata/balipost)