cuaca
Sat Polair Polres Karangasem saat datang ke Wantilan Kelompok Nelayan Giri Mandala Sari. (BP/gik)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Cuaca buruk mulai melanda perairan Karangasem dalam sepekan terakhir. Angin kencang dan gelombang tinggi, mulai mengganggu aktivitas nelayan. Sat Polair Karangasem langsung turun ke beberapa kelompok nelayan, mengingatkan agar mengamankan jukung dan mesin tempelnya.

Kasat Polair Polres Karangasem, AKP I Made Wartama, Minggu (10/12), mengatakan upaya ini dilakukan untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan saat terjadi kemungkinan terburuk. Salah satu kelompok nelayan yang disasar adalah Kelompok Nelayan Giri Mandala Sari, di Banjar Tukad Hitam, Desa Seraya Timur. Kasat Polair turun langsung bersama beberapa personil dan bhabinkamtibmas desa setempat, Aipda Gede Alit.

Sekitar 40 nelayan setempat langsung menerima arahan Kasat Polair di sebuah wantilan milik kelompok nelayan ini. Pada kesempatan itu, Kasat Polair meminta untuk selalu menjaga keselamatan dan keamanan terhadap diri pada saat melaut menangkap ikan. Mengingat cuaca yang kurang mendukung gelombang tinggi dan angin cukup kencang. Selain itu juga ditekankan kepada nelayan agar selalu waspada dan mengamankan alat -alat yang dipergunakan untuk menangkap ikan seperti jukung, mesin tempel dan juga fasilitas lainnya.

Baca juga:  Bali Dijadikan Lokasi Syuting Video Asusila, Aparat Harus Tegas

Sebab, melihat situasi pantai yang ombaknya landai, namun tiba-tiba tinggi dan jauhnya rumah penduduk dari pantai. Ini dikhawatirkan ombak pasang saat cuaca buruk bisa menghantam jukung para nelayan yang diparkir dan menariknya ke tengah laut. Selain karena faktor cuaca, Kasat Polair juga mengingatkan faktor ancaman lain, seperti pencurian mesin tempel milik nelayan yang akhir-akhir ini juga mulai marak.  Kalau tidak diamankan ini bisa memudahkan orang yang tidak bertanggungjawab melakukan pencurian terhadap mesin tempel yang ditempatkan begitu saja di pesisir pantai.

Baca juga:  Nomadic Tourism Solusi Sementara untuk Selamanya

Pada kesempatan ini, dia juga sekaligus mengajak nelayan dan tokoh masyarakat agar turut berperan aktif menjaga keamanan wilayah laut dan pesisir pantai dari masuknya orang maupun barang terlarang, serta paham radikalisme dan terorisme melalui jalur tikus. Nelayan juga dipersiapkan untuk menghadapi langkah-langkah awal yang harus dilakukan saat menghadapi musibah di tengah laut. “Ketika terjadi musibah, kami selalu siap memberikan pertolongan pertama. Ini sudah sering kami alami di lapangan. Kadang cukup banyak nelayan bingung, bagaimana cara menghubungi petugas saat menghadapi musibah,” tegasnya.

Baca juga:  Lima Karateka Bali Turun di Hari Pertama Kejurnas

Ketua Kelompok Nelayan Giri Mandala Sari, I Komang Landra, mengatakan siap bekerja sama dengan Sat Polair. Langkah-langkah mitigasi, diakui memang belum banyak dipahami nelayan saat menghadapi musibah di tengah laut. Sementara, terkait pengamanan jukung dan mesin tempel, pihaknya sudah menekankan kepada anggotanya. Sebab, cuaca belakangan memang sulit diprediksi, cuaca buruk kadang bisa datang tiba-tiba. (bagiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *