Gunung Agung. (BP/dok)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Gunung Agung sampai Minggu (10/12) masih terus mengalami erupsi efusif magmatik. Namun sejak 30 November hingga 7 Desember, erupsinya masih didominasi uap air.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi I Gede Suantika, Minggu (10/12), meski terus erupsi, sejak tiga hari belakangan jumlah abu yang dikeluarkan bersama kepulan asap semakin sedikit. Suantika menjelaskan, mulai pukul 00.00 Wita Gunung Agung terjadi 17 hembusan asap bertekanan sedang berwarna putih dan kelabu dengan ketinggian 300 meter hingga 1.500 meter dari atas kawah.

Baca juga:  Korban Jiwa Nihil, Tambahan Kasus COVID-19 Bali Tunjukan Kenaikan

Sementara letusan hanya terjadi sekali. “Untuk aktivitas kegempaan yang mendominasi saat ini adalah vulkanik dangkal sebanyak empat kali yang berkaitan dengan kepulan abu saat erupsi maupun hembusan,” ucapnya.

Menurut Suantika, selain jumlah abu vulkanik yang dikeluarkan semakin sedikit, suplai magma ke permukaan kawah juga mengalami perlambatan. Pasalnya, sampai saat ini belum terekam adanya suplai magma baru ke permukaan. “Untuk mendeteksi adanya pergerakan magma biasanya ada timbul gempa tektonik lokal, namun saat ini masih sangat minim atau hanya terjadi satu hingga dua kali,” terangnya.

Baca juga:  Ini, Diberikan Jasa Raharja ke UKM Agar Terus Berkembang

Dijelaskan, meski jumlah abu vulkanik yang dikeluarkan ketika erupsi jauh lebih sedikit, akan tetapi pihaknya akan melihat data-data perkembangan sampai seminggu ke depan. “Jika aktivitas terus menurun, kita akan evaluasi seminggu kedepan. Untuk menentukan status apakah tetap aqas atau turun lagi ke siaga,” tegas Suantika. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *