pendeta
Pendeta asal Jepang tengah berdoa di Pura Gunung Lebah, Minggu (10/12). (BP/nik)
GIANYAR, BALIPOST.com – Bencana Gunung Agung yang kini menimpa Bali, mulai mendapat perhatian dunia. Enam orang pendeta Buda asal Kota Fukuoka, Jepang datang khusus untuk mendoakan kedamaian alam. Awalnya mereka hendak berdoa di Pura Besakih, namun karena lokasi tersebut masih berstatus kawasan rawan bencana (KRB), persembahyangan dialihkan ke Pura Gunung Lebah, Ubud.

Pengempon Pura Gunung Lebah, Dr. Tjokorda Gede Raka Sukawati, Senin(11/12) mengungkapkan enam pendeta asal negeri sakura merupakan temannya sejak lama. Semenjak meletupnya informasi bencana Gunung Agung, keenam pendeta ini pun inten berkomunikasi dengan tokoh Puri Saren Ubud itu. “Setelah menonton bencana Gunung Agung di media televisi Jepang, mereka merasa prihatin dan memaksakan untuk datang ke Bali, “ jelas Ketua LPM Ubud ini.

Baca juga:  Tak Terdampak Erupsi Gunung Agung, Pengungsi dari 51 Desa Karangasem akan Dipulangkan

Dikatakan kedatangan enam pendeta ini hendak mendoakan kedamaian alam. Mereka pun awalnya bertujuan memanjatkan doa di Pura Besakih. Namun karena pura terbesar di Bali itu masuk dalam kawasan KRB, akhirnya persembahyangan dialihkan ke Pura Gunung Lebah, Ubud.

“Saya sampaikan demikian, kalau ke Besakih pasti sudah tidak dijinkan, makanya saya arahkan sembahyang disini, apalagi secara historis Pura Gunung Lebah memiliki kaitan erat dengan Pura Besakih,“ ucap pria akrab sapaan Cok De itu.

Baca juga:  Sakit Gagal Ginjal, Sejak Setahun Seniman “Susik Bondres” Berhenti Pentas

Enam pendeta Buda ini akhirnya memanjatkan doa kedamaian alam melalui Pura Gunung Lebah pada Minggu (10/12) sore. Dikatakan persembahyangan dilakukan dengan tatacara penganut Budha. “Tentunya persembahyangan dilakukan dengan tata cara masing-masing, namun intinya satu yakni memohon kedamaian alam, sehingga bencana ini cepat berlalu, “ ucapnya.

Cok De mengatakan sebelumnya enam pendeta ini juga pernah melakukan persembahyangan di Pura Besakih bersama 50 lebih pendeta budha lainnya asal Jepang. Doa bersama yang dilakukan kala itu pun tujuannya sama, untuk memohon kedamaian dunia. (manik astajaya/balipost)

Baca juga:  Ini, Kebijakan OJK Khusus untuk Pelaku Usaha Terdampak Gunung Agung

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *