BANGLI, BALIPOST.com – Akibat cuaca buruk dan terpapar abu vulkanik akibat erupsi Gunung Agung, membuat tanaman cabai di Banjar Cepunggung, Desa Bambang, Tembuku, Bangli kering kerontang. Atas kondisi itu, petani terpaksa memanen cabai mereka lebih awal.
Salah seorang petani I Made Artana, Senin (11/12) mengungkapkan, tanaman cabai miliknya kering kerontang akibat cuaca buruk ditambah terken paparan abu vulkanik akibat eruspsi Gunung Agung sejak dua minggu. Atas kondisi itu, pihaknya terpaksa memanen cabainya lebih awal. “Akibat paparan abu vukanik ini, membuat sebagian buah cabai busuk dan rontok. Makanya cabai yang masih bagus saya panen lebih awal agar tidak semuanya rusak,” ucapnya.
Dia menjelaskan, mengingat tanaman cabainya tidak bisa hidup lagi pihaknya memilih mencabut tanaman cabai yang sudah kering tersebut. Kata dia, luas tanaman cabai yang di cabut mencapai hektaran. “Saya menanam sekitar 12 ribu tanaman cabai. Dan hampir sebagain besar buah cabai sudah rusak. Cabai ini belum sempat saya panen. Ini baru buah pertama,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini harga cabai di pasaran cukup mahal. Kata dia, cabai per kilo mencapai Rp 18 ribu. Atas kondisi ini, pihaknya merugi hingga puluhan juta rupiah. “Saya pasrah atas kondisi ini. Saya Hanya harap ada perhatian dari pemerintah,”harap Made Arnata. (eka prananda/balipost)