Beradar Rekaman Pendaki Videokan Akvitas Kawah Gunung Agung. (BP/ist)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Setiap hari pasca-erupsi freatik pertama, Gunung Agung terus memperlihatkan aktivitas vulkaniknya. Sepanjang Rabu (13/12), dari puncak gunung terus mengepul asap yang dalam Magma-Var dinyatakan sebagai hembusan. Menariknya, ketika akvitas vulkanik masih tinggi, masyarakat dihebohkan beredarnya rekaman seorang pendaki memvideokan aktivitas kawah gunung.

Video tersebut berdurasi 45 detik. Dari rekaman video tersebut nampak jelas kawah gunung mulai terisi material perut bumi. Sesekali terlihat adanya hembusan besar asap kelabu yang kemudian membubung tinggi ke langit cerah.

Hembusan berasal dari tengah-tengah kawah. Selain dari bagian tengah kawah, video juga menunjukkan adanya kepulan asap kecil dari pinggir kawah. Sayangnya video tak menunjukkan kapan dan pukul berapa video itu diambil.

Baca juga:  Sukseskan Pilkada 2024, KPUD Bali akan Terapkan Sejumlah Konsep Ini

Juga tak ada narasi, hanya ada suara gemuruh yang kemungkinan berasal dari suara hembusan angin di ketinggian atau suara hembusan yang keluar dari kawah gunung. Yang jelas, pendaki nekat itu merekam fenomena itu ketika langit cerah. ‘’Video saya dapat di FB,’’ ungkap salah seorang relawan radio bencana Siaga Gunung Agung, I Kadek Bawa Astawa.

Video aktivitas vulkanik Gunung Agung itu diunggah dalam akun FB milik I Komang Giri. Dalam akun tersebut tertulis #bukankarenanekat #atau cari sensasi. Murni karena hati yang terpanggil untuk sebuah benang tridatu. GA tgl 13-12-2017, pukul 08.42. Sampai pukul 19.00 video tersebut mendapat 2.258 like dan banyak sekali komentar.

Baca juga:  Jika Gunung Agung Erupsi, Klungkung Bangun Tiga Sumur Baru

Umumnya para netizen mengaku takjub dan hormat atas keberanian sang pengambil video. Ada juga yang menyampaikan terima kasih karena rekaman video tersebut mampu mengurangi sedikit rasa gundah.

Sementara itu informasi Magma-Var, menyebutkan, dari pukul 12.00-18.00 Gunung Agung menggalami 11 kali hembusan dengan durasi 35 sampai 100 detik. Juga terjadi dua kali letusan low frekwensi, dua kali gempa vulkanik dangkal dan dua kali gempa vulkanik dalam. Seismograf juga merekam adanya tremor terus-menerus (mikrotremor) dengan amplitude dominan 1 mm.

Baca juga:  UMK Karangasem 2022 Nyaris Tak Ada Kenaikan

Dalam laporan yang disusun Nurul Husaeni dari Pos Pengamatan Gunung Agung di Rendang, juga masih merekomendasikan radius bahaya 8 – 10 km dari puncak gunung. Walau aktivitas Gunung Agung masih tinggi, kecuali yang wajib mengungsi, aktivitas masyarakat Karangasem masih normal. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *