SURABAYA, BALIPOST.com – Kekayaan material alam Indonesia menstimulasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai kampus teknologi bisa menciptakan produk yang inovatif khas Indonesia. Menanggapi tantangan tersebut, mahasiswa Departemen Desain Produk Industri (Despro) ITS pun terinspirasi menciptakan gitar yang berbahan bambu dan rotan laminasi.
Keunggulan gitar ini karena terbuat dari rotan dan bambu laminasi, sehingga lebih ringan dan tipis dibanding bahan sintetis pada umumnya serta terlihat lebih estetis. Alhasil, karena menggunakan material beda dari gitar biasanya, suara yang dihasilkan yang berasal dari bahan bambu itu pun terdengar cukup khas.
Primaditya SSn MDs, salah seorang dosen yang ikut membimbing dalam proyek ini menerangkan, tren industri produk kini mulai bergeser ke produk yang menggunakan material alam yang lebih indah dan sustainable dibanding material seperti plastik atau metal. “Selera pasar sekarang ini lebih mengarah ke hal-hal yang eksklusif dan tidak pasaran,” kata Primaditya, Kamis (14/12) pagi.
Hal tersebut yang akhirnya mendorong empat mahasiswa Despro didampingi Primaditya berinovasi dengan bamboo. Sehingga terciptalah gitar bambu. “Materialnya memang dipilih khusus supaya mencirikan Indonesia. Yaitu, rotan dan bambu petung, bambu yang diameternya paling besar dan hanya ada di Indonesia,” jelas dosen yang biasa dipanggil Prima ini.
Untuk teknologi pengolahan bambu dan rotan laminasi dibuat layaknya kerajinan buatan tangan. Sehingga tak menghilangkan ciri khas Indonesia. “Penggunaan teknologi ini untuk mempercepat dan mempermudah proses produksi skala besar,” ungkap Fany Basa, salah satu mahasiswa yang terlibat proyek ini.
Menurut Fany, salah satu kesulitan pembuatan produk ini terletak pada lengkungan yang harus dibuat dari bambu. Bambu bersifat keras dan memiliki banyak tulang. Sehingga rawan pecah atau retak apabila digunakan untuk bagian lengkung. “Disamping itu, rotan yang berukuran cukup besar juga memerlukan treatment tersendiri agar bisa menciptakan bentuk yang unik,” lanjutnya.
Meskipun terbilang cukup susah, produk buatan Fany Basa, dan rekan-rekannya ini sempat berhasil memikat hati Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti, ketika pameran dalam rangka Dies Natalis ITS ke-57. Bahkan Presiden Joko Widodo, saat pameran di produk inovasi di Grandcity, Surabaya, beberapa waktu lalu.
Mereka benar-benar menyambut baik kehadiran gitar bambu yang dinamai gitar traveler tersebut. “Setelah dapat tanda tangan Pak Jokowi dan Bu Susi, ternyata Bu Susi tertarik dengan produk ini. Jadi beliau memesan dua buah gitar traveler seperti ini,” aku mahasiswa angkatan 2012 itu dengan wajah sumringah.
Bersama dengan gitar bambu, kata Prima, ke depannya tiga produk lainnya akan bekerjasama dengan Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk produksi massal dengan transfer teknologi. “Semoga tahun depan sudah bisa mulai diproduksi massal,” tandasnya penuh harap. (Bambang Wili/balipost)