Kakek Ekhsan. (BP/kmb)
NEGARA, BALIPOST.com – Kehidupan kakek Ekhsan (115) di Dusun Pangkung Dedari, Kecamatan Melaya Jembrana sangat memprihatinkan. Dari pengamatan Kamis (14/12), kakek yang sudah renta ini tinggal di rumah tua yang bocor dan sebagian juga terbuat dari gedek. Rumah yang ditempati anak-anaknya juga terbuat dari gedek dan sudah reot.

Kondisi kakek Ekhsan juga kini sakit-sakitan bahkan sempat tidak bisa bangun karena jatuh. Kakek mengalami rabun pada matanya karena faktor usia.

Sehari-hari ia hidup dari pemberian anak-anaknya yang juga tidak mampu. Namun di usia kakek yang sudah uzur, daya ingatnya masih cukup kuat.

Kakek Ekhsan termasuk salah satu saksi sejarah. Saat zaman perjuangan, ia membantu pamannya Mat Nur yang tergabung dalam pemuda gerilya Indonesia mengontrol senjata dan granat yang disembunyikan di hutan di dekat wilayah Kaliakah yang kini sudah didirikan monumen bersejarah.

Baca juga:  Wagub Cok Ace: Generasi Milenial Agar Meniru Keteladanan Pahlawan Pejuang Kemerdekaan

Ingatan kakek yang pernah bersekolah SR di Negara ini juga masih kuat dengan lagu-lagu yang sering dinyanyikan saat zaman perjuangan dulu. Bahkan beberapa lagu dinyanyikannya, baik berbahasa Jepang maupun Indonesia.

“Kalau kontak senjata langsung, kami pemuda tidak ikut. Masing-masing ikut membantu sesuai caranya masing-masing. Saya hanya mengontrol senjata milik kita Indonesia saja yang disembunyikan di semak-semak. Nanti diambil prajurit Indonesia,” katanya.

Ia juga ingat ketika zaman Jepang beliau berusia 25 tahun dan ikut sebagai seinendan yang dilatih untuk mempertahankan tanah air dengan kekuatan sendiri. “Panjang perjuangan kami,” katanya sambil menceritakan hijrahnya dari Desa Tegal Badeng ke Pangkung Dedari Melaya.

Baca juga:  Ini, Jadwal Daftar Bakal Paslon Pilgub Bali

Ia memiliki 12 orang anak dan kini tingga 7 orang yang masih hidup. Ia juga banyak memiliki cucu dan cicit. Meskipun hidup dalam keprihatinan, ia tidak pernah mengeluh. “Saya hidup apa adanya. Sekarang ini dah minta saja sama anak sudah tidak mampu apa-apa,” jelasnya.

Ia berpesan kepada generasi muda untuk menjaga persatuan dan kesatuan karena kini banyak pihak yang berupaya memecah belah. “Tugas bapak-bapak baju hijau untuk mempertahankan,” pesannya kepada anggota Koramil Melaya dan Babinsa Melaya yang juga ikut datang ke rumahnya.

Baca juga:  Satgas Gotong Royong Desa Adat Digelontor Dana BKK

Kakek Ekhsan juga berpesan petugas aparatur pemerintah untuk melaksanakan program pemerintah pusat untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. “Ikuti program presiden. Perbaiki jalan-jalan rusak, bantu rakyat miskin dan bantu bedah rumah rakyat tidak mampu,” harapnya dengan penuh semangat.

Meskipun sempat ikut berjuang saat zaman perjuangan namun Kakek Ekhsan tidak masuk sebagai anggota veteran karena tidak sempat mengurusnya. “Apa yang kami lakukan iklas dan teman-teman seperjuangan saya sudah banyak yang tiada. Hanya saya yang masih,” tandasnya.

Taslim anak dari kakek Ekhsan mengatakan kalau dulu ayahnya pernah punya bukti-bukti ikut dalam perjuangan dan pernah punya kartu namun hilang sehingga tidak bisa mengurusnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *