Ilustrasi. (BP/ist)
JAKARTA, BALIPOST.com – Pendapatan premi asuransi selama tahun 2017 mengalami peningkatan. Kondisi ini salah satunya didorong penjualan produk asuransi digital.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim penjualan produk asuransi via digital ikut mendongkrak meningkatnya pendapatan premi industri asuransi nasional. “Produk asuransi kini sudah mulai mudah dijangkau melalui e-insurance, yang bisa dengan mudah dibeli oleh masyarakat secara digital,” ujar Hendrisman.

Pada semester pertama tahun ini, kata Hendrisman, pendapatan premi industri asuransi jiwa nasional mencapai Rp 42,58 triliun. Jumlah itu naik 10 % dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah itu, memang 30 % di antaranya merupakan kontribusi jalur distribusi keagenan.

Baca juga:  Liburan Seru Naik Kereta Api di Ambarawa, Cobain Yuk!

Selain faktor penjualan secara digital, kata dia, beberapa faktor yang menyebabkan naiknya pertumbuhan industri asuransi jiwa karena program literasi keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke beberapa daerah di Indonesia memberikan dampak nyata. Selain itu, saat ini banyak perusahaan asuransi merambah ke pelosok nusantara.

Sementara itu, Director of Alternative Channel AXA Mandiri Henky Oktavianus mengakui, era digital ikut mengubah gaya hidup masyarakat, termasuk pola transaksi keuangan. Kini, masyarakat banyak yang menggunakan transaksi keuangan mobile dan via internet di dunia maya. “Kanal distribusi in branch tidak akan naik terus karena behavior nasabah berubah. Sekarang jualan ke nasabah-nasabah yang tidak lagi datang ke kantor-kantor cabang Bank Mandiri. kita penetrasi ke nasabah-nasabah seperti ini,” tuturnya.

Baca juga:  FPG Gandeng Obaja Pasarkan Asuransi Perjalanan

Lini alternatif seperti digital, menurut Henky, akan makin cerah. Saat ini, informasi yang tersebar di dunia digital seringkali dijadikan sebagai referensi atau bahan pertimbangan bagi konsumen masa kini untuk melakukan pembelian barang atau jasa, termasuk produk asuransi.

Oleh karena itu, tambah Henky, pihaknya pun memanfaatkan dunia digital untuk menyebarkan informasi, mulai dari yang ditujukan untuk membangun awareness hingga memfasilitasi pembelian polis asuransi jiwa melalui website. Termasuk menggarap model bisnis kemitraan nonbank via digital.

Baca juga:  Nyepi, Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam

Model kemitraan seperti ini, kata dia, sudah digarap dengan menggandeng sejumlah e-commerce dan komunitas online yakni Lazada, Tokopedia, JD.id, Kaskus, dan kredit aggregator. khusus produk sederhana yakni produk proteksi penyakit tropis.

Hal lain yang dilakukan, kata Henky, pihaknya menerapkan analisa data calon nasabah, khususnya nasabah Bank Mandiri yang datanya direcycle secara periodik. “Dari tiga jalur distribusi di kanal alternatif, telemarketing menyumbang pendapatan 95 %, sisanya di jalur alternatif baru yakni digital dan bisnis korporat,” paparnya. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *