MANGUPURA, BALIPOST.com – Upacara Caru Penyaag akan dilaksanakan di 25 komplek pura yang berada di Besakih, Rendang, Karangasem bertepatan dengan Tilem Kaenem pada, Senin (18/12). Selain melaksanakan upacara Caru Penyaag, juga akan digelar upacara Bumi Sudha yang dipusatkan di Pura Pengubengan Besakih.
Upacara dilaksanakan bertujuan untuk memohon agar jagat Bali tetap ajeg dan rahayu. Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiarta, Sabtu (16/12) kemarin mengungkapkan, upacara Caru Penyaag ini bakal dilaksanakan di 25 komplek pura yang ada di Besakih.
Kata dia, upacara akan dilaksanakan mulai pagi hari. Upacara Caru Penyaag ini dilaksanakan di Jaba Tegah masing-masing Pura. “Tujuan dari pelaksanaan Caru Penyaag ini adalah menyomiakala ke 25 pura tersebut,” ungkap Jro Widiarta.
Jro Widiartha menambahkan, setelah upacara Caru Penyaag selesai dilaksanakan, dilanjutkan dengan upacara Bumi Suda yang dipusatkan di Pura Pengubengan Besakih. Makna dari upacara Bumi Sudha ini untuk mengucapkan puji syukur kepada Ida Hyang Widhi Wasa atas anugrah yang dilimpahkan selama ini dan memohon agar Jagat Bali agar tetap ajeg dan rahayu.
Terlebih lagi dengan kondisi Gunung Agung yang masih terus mengalamai erupsi. Sehingga apa yang menjadi tujuan bisa diterima dan dikabulkan.
“Sarana upacara akan memakai panca sanak sesuai dengan warna. Untuk di Padma Tiga memakai Caru Panca Sata dan palinggih yang lain semuanya memakai Eka Sata. Dan munggah banten pejatian. Nanti upacara di Puput sulinggih,” jelas Jro Widiartha.
Dikatakannya, upacara ini rangkaiannya pada tiga pura yang ada di Bali yakni Besakih, Pura Batur dan Pura Watu Klotok. Kata Jro Widiartha, setelah tirta (air suci) dari tiga pura ini yakni Besakih, Batur dan Pura Watu Klotok dicampur dijadikan satu, baru akan dilanjutkan persembahyangan di pusatkan di Pura Watu Klotok. “Nanti umat se-Bali melalui klian adat akan nunas Tirta tersebut. Dan selanjutnya tirta akan disebarluaskan ke masyarakat masing-masing desa di Bali,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)