SINGARAJA, BALIPOST.com – KONI Provinsi Bali kembali dipimpin oleh Ketut Suwandhi. Dia terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum KONI Bali periode 2017-2021 mendatang dalam Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Bali 2017 di Lovina, Sabtu (16/12).
Musorprov yang dibuka Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta itu berlangsung singkat. Biasanya forum rapat kerja dan musorprov berlangsung alot. Bahkan, pengurus KONI Pusat memberi apresiasi positif karena Musorprov berlangsung dengan lugas dan cepat.
Ketut Suwandhi mengatakan, kepengurusan yang akan datang harus meningkatkan sinergitas pemerintah dalam pembangunan infrastruktur olahraga di Bali. Terutama dalam mencari sumber-sumber keuangan di luar pemerintah. Upaya dalam kepemimpinanya ke depan itu untuk mewujudkan target Bali menjadi tuan rumah PON 2024 mendatang. “Kami harap ada konsentrasi lebih pada pemerintah terkait sistem keolahragaan di Bali. Apalagi target tuan rumah PON harus dipikirkan dan pada PON 2016 lalu atlet Bali merebut peringkat enam, sekarang harus bisa bertahan di posisi enam dan kalau bisa kita naikkan lima besar,” katanya.
Terkait tren keberadaan atlet bodong, Suwandhi mengatakan, KONI Bali berupaya melakukan langkah pencegahan atlet bodong tersebut. Upaya itu salah satunya adalah menerapkan KONI Card.
Hanya saja upaya ini perlu ditingkatkan lagi karena pada proses mutasi yang illegal masih saja ditemukan karena permainan di tingkat cabang olahraga. Selain itu, upaya tegas akan dilakukan dengan memberi sanksi tegas pada oknum pengurus cabor yang bermain dalam proses mutasi atlet.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan, KONI Bali akan memangkas alokasi dana pembinaan bagi cabang olahraga bersangkutan. “Saya kira tren atlet bodong itu harus kita hapuskan dan sudah tidak zamannya lagi. Tanpa kehadiran atlet luar pun, atlet kita bisa menyumbangkan prestasinya bersaing di nasional,” tegasnya.
Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengatakan, masalah utama di Bali saat ini adalah infrastruktur olahraga. Untuk menjadi tuan rumah PON, Bali membutuhkan sebuah fasilitas olahraga dengan standar internasional.
Pemprov Bali sudah mengajukan usulan pembangunan GOR internasional kepada pemerintah pusat. Bahkan, dia mengklaim usulan itu jika disetujui, akan bisa dilaksanakan 2018 mendatang. “Kita harus wujudkan target menjadi tuan rumah PON. Persoalan yang kita hadapi bukan prestasi, tapi kita harus lihat kondisi Bali ke depan. Kita harus bisa lakukan event di Bali dan salah satunya event olahraga,” katanya. (Mudiarta/balipost)