NEGARA, BALIPOST.com – Cuaca buruk yang terjadi di Selat Bali Minggu (17/12) mengharuskan aktivitas pelayaran dihentikan sementara. Kendati hanya berkisar 15 menit dihentikan, namun penutupan harus dilakukan mengingat jarak pandang yang terbatas. Sistem buka tutup akan ditetapkan bila cuaca kembali tidak memungkinkan untuk pelayaran.
Dari informasi, hujan deras yang disertai kabut muncul sekitar pukul 15.10 Wita. Saat itu sejumlah kapal sudah berlayar baik dari Ketapang maupun Gilimanuk. Namun mendapati kondisi hujan yang semakin deras disertai angin, penyeberangan ditutup sementara sekitar pukul 15.15 Wita. Jarak pandang nahkoda pada jalur lintas terbatas akibat kabut yang ditimbulkan dari hujan dan angin itu. Dikhawatirkan dengan kondisi di tengah Selat Bali tersebut nahkoda kesulitan mengendalikan kapal. Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar Ketapang dan Gilimanuk akhirnya sepakat menutup hingga cuaca buruk berlalu.
Para nakhoda diminta mengarahkan ke pelabuhan yang terdekat atau lokasi yang aman untuk mengapung. Kapal yang masih bersandar di dermaga sementara diminta tidak melepaskan jangkar. Namun tak berselang lama, atau sekitar 15 menit kemudian, cuaca kembali membaik sehingga kegiatan pelayaran kembali dilanjutkan.
Kepala TU UPP Gilimanuk, Ni Komang Yuliani dikonfirmasi membenarkan adanya penutupan yang dilakukan sekitar 10 menit tersebut. “Penyebabnya karena hujan dan angin,” ujarnya.
Penundaan pelayaran ini menurutnya harus dilakukan bila memang kondisi cuaca buruk.(surya dharma/balipost)