BANGLI, BALIPOST.com – Tim Penelitian Lapangan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bakal melakukan pengecekan lahan Hutan KPH Bali Timur di kawasan hutan Bukit Payang RTK.7 yang lokasinya berada di Dusun Serongga, Desa Songan B, Kintamani yang bakal dijadikan sebagai lokasi untuk merelokasi warga yang terkena bencana tanah longsor.
Pengecekan itu dilakukan, untuk bisa menerbitkan surat ijin tukar guling lahan hutan dengan lahan milik warga guna mempercepat proses perelokasian.
Kepala Pelaksana BPBD Bangli I Wayan Karmawan, Senin (18/12) mengungkapkan, penelitian yang dilakukan Tim Penelitian Lapangan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengetahui lokasi lahan hutan yang akan dipakai untuk merelokasi warga yang terkana bencana di Kintamani serta mengecek lahan yang bakal digunakan sebagai tukar guling. Kata Karmawan, tim dari pusat akan datang ke Bangli hari ini (kemerin red) pukul 14.00 Wita.
“Hari ini tim bertolak dari Jakarta ke Bangli. Tim dari pusat berjumlah delapan orang. Sementara tim dari provinsi 4 orang. Total yang melakukan penelitian 12 orang.Untuk penelitiannya ke lokasi akan dilaksanakan besok (hari ini red),” ungkap Karmawan.
Menurut Karmawan, penelitian yang dilakukan ini juga untuk mempercepat proses keluarnya surat ijin untuk melakukan relokasi terhadap 26 KK yang terkana bencana tanah longsor. Sehingga dengan penelitian ini, nantinya tim akan melaporkan hasil dari pengecekannya itu, sebagai bahan untuk mengeluarkan surat ijin perelokasian warga yang bakal direlokasi. “Luas lahan yang kita diajukan untuk merelokasi warga seluas 30 are,” jelasnya.
Pejabat asal Binyan, Kintamani itu menjelaskan, pihaknya belum bisa memastikan lahan mana yang akan dicek lebih dulu apakah lahan hutan atau lahan yang akan dipakai untuk tukar guling-nya. “Kita belum tahu lahan yang mana akan diteliti lebih dulu. Masalah mana yang lebih dulu kita serahkan kepada Tim Penelitian Lapangan. Disni kita hanya memfasilitasi saja,” katanya.
Sementara untuk perelokasian warga di Yeh Mampeh, Batur Selatan, kata Karmawan bakal dilakukan dalam waktu dekat ini. Menurutnya, untuk proses pembanganan bakal dimulai pada 23 Desember yang ditandai dengan peletakan batu pertama dari Bupati Bangli I Made Gianyar.
Dimana untuk di Yeh Mampeh, Batur Selatan merelokasi sebanyak 50 KK. Dari 50 KK itu, 22 pembanguanannya akan dilakukan di lahan milik pribadi dan 28 KK memakai lahan milik Laba Pura Gunung Sari Batur. “Untuk satu bangunan kita anggarkan Rp 40 juta. Dimana Rp 25 bantuan dari BNPB dan Rp 15 juta bantaun dari pihak ketiga saat terjadi bencana awal tahun lalu,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk proses pembangunan rumah tersebut, akan dilakukan oleh warga yang menerima bantaun dibantu masyarakat dan tukang. Sedangkan pembangunannya akan diawasi oleh tim dari desa. Termasuk, pembelian material bangunan juga akan diawasi oleh tim dari desa yang sudah dibentuk. “Kita hanya membantu. Untuk pengawasan proses pembanguanan kita serahkan kepada tim dari desa,” tegas Karmawan. (eka prananda/balipost)