NEGARA, BALIPOST.com – Hujan deras sekitar empat jam yang mengguyur wilayah Mendoyo Minggu (17/12) sore mengakibatkan bencana tanah longsor. Di banjar Rangdu, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo sebuah bangunan berisi perangkat dapur milik tempek rata tertimbun tanah. Tebing setinggi 10 meter diatas rumahnya bergerak saat terjadi hujan deras sekitar pukul 18.30 Wita. Pemilik rumah Komang Sudania (52) saat itu sedang sibuk di teras rumah bersama krama lain. Kebetulan saat itu krama di tempek tersebut sedang berkumpul terkait upacara pawiwahan (pernikahan) anak Sudania.

“Saat itu seluruh krama sedang di depan pak, tiba-tiba terdengar suara gemuruh keras di belakang rumah,” ujar Sudania ditemui Senin (18/12).

Baca juga:  Lahan di Pura Bukit Kursi Terbakar

Bangunan semi permanen beratap seng yang berisi alat-alat dapur tempek tertimbun tanah dan pepohonan diatasnya. Di sekitar lokasi tersebut banyak rumah penduduk, termasuk diatas tebing ada sekitar 3 Kepala Keluarga (KK). Lantaran tanah yang amblas itu, kini sejumlah rumah yang berada diatas tebing juga terancam longsor. Walaupun kondisi dibelakang rumahnya longsor, Sudania rencananya tetap melaksanakan pawiwahan anaknya Rabu (20/12) ini. “Ya sementara dibersihkan dulu, khawatirnya hujan deras, tanah longsor lagi,” tambahnya.

Sejumlah krama kemarin nampak membersihkan sekitar lokasi longsoran tersebut. Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Djefri Marsono Hanok bersama jajaran Koramil Mendoyo juga nampak di lokasi. Untuk penanganan awal membantu perbaiki menguruk agar tanah tidak kembali bergerak.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Harian Bali Makin Naik, Pasien Sembuh Capai Belasan

“Tanahnya sangat labil, apabila tidak segera ditindaklanjuti akan berpengaruh pada rumah yang lain,” terang Dandim.

Kodim juga telah berkoordinasi dengan kepala lingkungan dan BPBD daerah untuk memperbaiki awal secara manual. Melihat kondisi daerah tersebut, tidak memungkinkan dikerahkan alat berat. Sehingga personil akan dikerahkan untuk memperbaiki dan mengurug tanah mencegah bencana susulan.

Selain itu permukiman warga di bantaran aliran Sungai Ijogading, tepatnya di Lingkungan Terusan, Lelateng terendam banjir akibat air sungai meluap. Selain itu senderan jogging track dan senderan drainase yang berada dekat rumah warga jebol. Menurut warga, senderan ambrol Jumat (15/12) malam lalu. Saat itu air sungai meluap hingga membanjiri permukiman warga yang lokasinya lebih rendah dari senderan. Puncaknya pada Minggu sore, saat hujan deras air kembali meluap akibat drainase tersumbat puing-puing. Saat itu juga warga bergotong royong memindahkan puing dan air yang tersumbat kembali lancar.
Hingga Senin kemarin puing-puing senderan yang amblas masih berada di rumah warga. Salah satu pemilik rumah, Koyi (50) mengatakan air saat itu meluap hingga membanjiri rumahnya. Bahkan air hingga setinggi dada. Kondisi jogging track itu sepanjang 10 meter kini tinggal separuh. Warga berharap agar senderan tersebut segera diperbaiki. (surya dharma/balipost)

Baca juga:  Tren Kenaikan Tambahan Kasus COVID-19 Masih Terjadi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *