Ketua Panitia, I Wayan Sudiarsa, didampingi Ketua Karang Taruna, I Ketut Peni Sugiarta dan I Wayan Eka Budiyasa, memperlihatkan pamflet Festival Rurung Peliatan, Rabu (20/12). (BP/win)
DENPASAR, BALIPOST.com – Kejayaan dan masa keemasan Desa Peliatan, Ubud, Gianyar sebagai desa seni budaya belakangan ini semakin meredup. Geliat kehidupan berkesenian tak lagi dalam orientasi meyakini kesenian sebagai jalan kesejahteraan, melainkan sekadar ruang bagi hobby atau ruang yang tercipta karena ada kebutuhan setempat, berupa upacara adat dan agama.

Gairah beraktivitas kalangan muda yang terhimpun di dalam sekaa truna dan karang taruna juga demikian. Sepertinya organisasi pemuda ini hanya ada saat perayaan ulang tahun dan menengok mempelai.

Baca juga:  Terkait Kasus Tahura, Bendesa Tanjung Benoa Ditahan

Melihat situasi ini, Karang Taruna Dibya Darsana Kumara, Desa Peliatan mempunyai inisiasi untuk membangkitkan kembali seni dan budaya tersebut. Salah satunya adalah menyiapkan event kreativitas Festival Rurung Peliatan “Maha Hrdaya Darani”.

Prinsip event ini menawarkan event yang murah dan melibatkan masyarakat mulai lapisan bawah untuk mendorong kreativitas otentik, multidemensi, menyentuh alam dan sosial budaya masyarakat secara komprehensif dan holistik. Selain itu juga sejalan dengan paradigma kekinian yang mendorong tumbuhnya masyarakat emansipatoris, demokratis dan humanis yang menghargai kekuatan-kekuatan yang terkandung di dalam suatu proses.

Baca juga:  Gantung Diri, Anak Pejabat di Pemkab Gianyar Ditemukan Tak Bernyawa

Ketua Panitia, I Wayan Sudiarsa, didampingi Ketua Karang Taruna, I Ketut Peni Sugiarta dan I Wayan Eka Budiyasa, menjelaskan Festival Rurung Peliatan memiliki makna bukan hanya sebagai jalan, namun lebih dari itu. Sebab, Rurung berperan sebagai tempat atau jalan untuk mempertemukan rasa, hati dan pikiran.

Dengan harapan, interaksi sosial terjadi dalam suasana yang cair dan juga nyaman untuk sharing segala hal. Selain itu, Rurung juga sebagai jalan untuk membangun kerja sama dan juga menjembatani komunikasi dari generasi ke generasi. “Festival ini mengangkat tema “Maha Hrdaya Darani” yang mengandung makna kemenangan besar dalam hati. Penentuan tema ini juga kita jadikan sebagai sebuah doa, yang mana harapanya adalah setiap orang memiliki dan mengekspresikan kemurnian hati, kejujuran dalam mendambakan keharmonisan, kedamaian dan keindahan,” paparnya.

Baca juga:  Berakhir Damai, Kasus Serobot Rumah Nenek 70 tahun

Festival Rurung Peliatan 2017 ini akan diselenggarakan selama 3 hari, dimulai 22 hingga 24 Desember. Berbagai seni pertunjukan dan budaya akan dipersembahkan selama 3 hati berturut-turut. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *