I Ketut Murdana yang juga dipanggil Sri Hasta Dhala didampingi Ketut Dharmika dari Ashram Vrata Wijaya saat mesimakrama ke redaksi Bali Post, Jumat (22/12). (BP/ist)
DENPASAR, BALIPOST.com – Anomali cuaca dan terjadinya beragam bencana belakangan ini hendaknya disikapi oleh manusia dengan pemikiran jernih yang lebih sabar. Keluhan terhadap semua bencana yang terjadi hanya akan membuat manusia makin sulit memahami proses alam, yang secara kodrati memiliki siklus tersendiri dalam membangun keseimbangan alam.

“Kita juga harus sadari bahwa alam juga berproses untuk memberikan sumber kehidupan bagi manusia,” sebut I Ketut Murdana yang juga dipanggil Sri Hasta Dhala didampingi Ketut Dharmika yang merupakan ketua panitia sarasehan saat mesimakrama ke redaksi Bali Post, Jumat (22/12).

Baca juga:  Tanggap Bencana, Polresta Siapkan Mesin "Chainsaw" dan Perahu Karet

Menurut mereka proses alam berupa erupsi Gunung, hujan dan badai yang terjadi belakangan ini adalah proses kodrati alam. “Ini adalah proses alam yang harus kita pahami dan syukuri. Kita jangan terus –terusan mengeluh atas proses ini,” ujar Ketut Murdana.

Ia mengatakan untuk menyelamatkan diri dari proses ini, menusia harus menggunakan wiwikanya atau kesadaran dirinya untuk menyelamatkan diri. ” Proses alam adalah proses pemberian sumber kehidupan kepada manusia. Kita patut memahami hal ini dengan kesadaran diri,” ujarnya.

Baca juga:  Antisipasi Peningkatan Wisatawan, SAR Disiagakan di Beberapa Titik

Manusia juga harus banyak memohon keselamatan dan tetap melakukan swadharmanya dengan bijak.

Ketut Dharmika mengatakan dalam konteks inilah tokoh-tokoh umat hendaknya hadir dan memberikan edukasi kepada umatnya. Tokoh-tokoh umat harus memberikan penyadaran kepada umat bahwa proses alam tak selamanya bisa dilogikakan.

Ada hal-hal metafisika alam yang sulit dipahami manusia. Untuk itulah, umat hendaknya melakukan perenungan diri dan melakukan proses harmonisasi alam secara bijak dan adil. Mengeksploitasi alam hanya untuk kepentingan keserakahan diri hanya akan membuat manusia makin jauh dari konsep kodrati alam. (Dira Arsana/balipost)

Baca juga:  Kewajiban Umat, Gelar Persembahyangan untuk Gunung Agung
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *