Sejumlah menteri saat meninjau proyek underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Jumat (22/12). (BP/edi)
MANGUPURA, BALIPOST.com – Persoalan paling urgen di Bali adalah masalah air. Sebab, jika tidak tertangani diperkirakan Bali akan defisit air. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PU-PERA) Basuki Hadimuljono saat meninjau proyek Underpass simpang tugu Ngurah Rai, Jumat (22/12).

Dikatakannya, untuk prasarana jalan di Bali, saat ini sudah 97 persen mantap. Artinya semua jalan di Bali tergolong bagus.

Baca juga:  Uji Emisi Tiga Hari, 132 Unit Kendaraan Tak Lulus

Namun masalah prasarana yang penting menurutnya adalah air. Oleh karena itu, saat ini pihaknya sudah membangun Waduk Sidan. “Kami akan membangun waduk tampungan lain untuk menyipkan air baku untuk Bali,” pungkasnya.

Dijelaskannya, ketersediaan air baku di Bali dikatakan seperti di denpasar hanya ada satu sumber yang digunakan oleh dua daerah yaitu Badung dan Denpasar. Seperti diketahui, di Denpasar hanya tersedia sekitar 46 persen air baku.

Baca juga:  Pasca Kebakaran, Biaya Perbaikan Pasar Ubud Dibebankan ke APBD

Bahkan dengan adanya aktifitas Gunung Agung, sumber air menjadi rebutan. “Dengan demikian Denpasar menjadi sangat defisit air. Makanya kita akan coba membuat bendungan. Jadi air itu yang harus,” ujarnya.

Untuk tetap menjaga keberadaan sumber air, pihaknya meminta masyarakat tidak mengotori sungai-sungai. Karena sungai merupakan sumbernya air Bali. “Bali ini pulau kecil. Ini harus sadar betul masyarakat Bali. Jangan buang sampah di sungai. Itu sumber airnya masyarakat Bali,” tegasnya.

Baca juga:  Pedagang Pasar Sukawati Diminta Berjualan di Tempat Relokasi

“Karena Bali pulau Kecil, kalau semua menggunakan air bawah tanah, tentu akan terjadi interusi air laut. Danau dan sumber air itu harus dirawat. Jangan dikotori. Tri Hita Karana itu harus dipegang,” tambahnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *