JAKARTA, BALIPOST.com – Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengaku sangat prihatin hingga saat ini masih banyak kecelakaan yang diakibatkan kegagalan fungsi rem. Meskipun jumlah kecelakaan lalu lintas tahun ini berkurang, tetapi masih tergolong tinggi. Salah satu yang sering jadi penyebabnya adalah akibat rem blong. “Kegagalan fungsi rem terus berulang serta masih terdapatnya hazard atau kondisi yang membahayakan operasional mobil barang,” kata Soerjanto dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Kegagalan Sistem Pengereman pada Angkutan Umum” di Jakarta, Kamis (21/12).

KNKT juga merilis rekomendasi ke berbagai pihak terkait kecelakaan angkutan umum yang terjadi di Ciloto, Bawen Kabupaten Semarang, Karangploso Malang, dan Kebumen. Dari empat kecelakaan itu ditemukan penyebab utamanya terkait dengan sistem pengereman yang tidak berfungsi sempurna. Bahkan, dalam kondisi rusak di tiga kendaraan. Satu kendaraan lainnya akibat kelelahan sopir.

Baca juga:  Tiap Tahun 600 Orang Tewas di Jalan

Menurut Soerjanto, kejadian di Ciloto, Kabupaten Cianjur, yang menimpa mobil bus B-7057-BGA, terbukti tidak dirawat secara berkala. Akibatnya, sistem pengereman, penggerak kopling dan sistem pemindah daya tidak bekerja optimal. “Akibatnya mobil bus berkecepatan tinggi saat melewati jalan yang menurun dan curam disertai dengan tikungan tajam,” kata Soerjanto.

Kecelakaan di Bawen, Kabupaten Semarang, akibat pengawasan manajerial yang kurang terhadap perawatan kendaraan (unproper management of maintenance) Truk semi trailer H-1636-BP dan ketiadaan cadangan pengamanan system pengereman.

Baca juga:  Usai Retret Kabinet, Prabowo Langsung Gelar Rapat

Sedangkan kejadian Karangploso, Kabupaten Malang, akibat sistem pengereman truk crane N-9065-UA yang tidak bekerja optimal karena adanya kebocoran rubber flexible hose rem yang digunakan di roda kiri depan. Kondisi syntheticair hose bocor & parking brake berubah fungsi menjadi tuas pengaktif hydraulic crane.

Kejadian yang menimpa Toyota Avanza T-1316-SL karena sopir mengalami kelelahan saat mengambil lajur lawan saat mendahului kendaraan di depannya pada bagian jalan dengan lebar terbatas dan memiliki bahu jalan yang lebih rendah dari permukaan jalan. Sehingga bertabrakan dengan bus Puji Kurnia B-1853-YZ. “Melalui FGD ini kami berharap mendapatkan sebuah kesamaan persepsi tentang betapa pentingnya merawat kendaraan agar laik jalan, sehingga selamat, aman, dan nyaman selama berkendara di jalan raya,” kata Soerjanto. (Nikson/balipost)

Baca juga:  Bandara Juanda Beroperasi Normal Kembali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *