DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, Dinas Pertanian Provinsi Bali banyak melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi (PT) atau kalangan akademisi. Kerjasama tidak hanya untuk meningkatkan hasil produksi, tapi juga agar dapat menerapkan teknologi pertanian yang bermanfaat bagi pertanian.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Bali, IB Wisnuardhana mengatakan, Dinas Pertanian selaku intansi teknis yang tugasnya membimbing petani harus selalu mengadopsi inovasi-inovasi pertanian yang dihasilkan oleh akademisi. Pemerintah sendiri telah memiliki badan-badan penelitian yaitu litbang.
Perpanjangan tangan litbang di Provinsi Bali disebut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Hasil penelitian ini yang disampaikan ke pemerintah provinsi.
Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan kalangan akademisi atau PT. Teknologi spesifik yang tidak dihasilkan oleh litbang, namun dihasilkan oleh PT, maka akan direkomendasikan juga ke petani.
Pihaknya bekerjasama dengan Universitas Udayana, Universitas Warmadewa, Universitas Dwijendra, dan Universitas Mahasaraswati. Hasil penelitian para akademisi ini, jika memang dibutuhkan akan langsung direkomendasikan kepada petani. “Kita hanya meneruskan hasil-hasil penelitian. Sudah banyak sebenarnya teknologi-teknologi yang dihasilkan oleh litbang. Antara lain, peningkatan produktivitas pertanian, mengembangkan varietas padi hibrida,” bebernya belum lama ini.
Dari sekian banyak penelitian yang diajukan ke Dinas Pertanian, pihaknya akan memilih teknologi yang paling bagus yang peningkatannya tinggi, harganya dapat dijangkau petani, serta teknologi sederhana yang bisa diterapkan oleh petani.
Diakui, setiap tahun pihaknya bekerjasama dengan perguruan tinggi. Antara lain, 2 tahun lalu pihaknya bekerjasama dengan Unud untuk mengendalikan penyakit CVPD pada tanaman jeruk.
Tahun lalu, pihaknya juga bekerjasama dengan Unwar, mengkaji untuk menghasilkan kualitas pakan yang baik, untuk disebarkan pada kelompok simantri. Tahun ini pun, pihaknya kembali bekerjasama dengan Unwar.
Adopsi teknologi dari kalangan akademisi ini pun juga tergantung ketersediaan anggaran dan kebutuhan. Selain dengan kalangan akademisi, pihaknya juga bekerjasama dengan luar negeri. Seperti Kota Osaka, Jepang. (Citta Maya/balipost)