NEGARA, BALIPOST.com – Hektaran tanaman padi di Subak Pangkung Gondang, di Desa Dangintukadaya dan Kelurahan Sangkaragung diserang hama keong. Serangan ini muncul sejak dimulainya penanaman bibit padi atau lebih dari sepekan lalu.
Sejumlah petani di Subak tersebut Selasa (26/12), saat ditemui mengakui kondisi tersebut. Keong berwarna kuning mulai bermunculan sejak sebelas hari lalu. Padi yang baru ditanam dimakan hingga bagian batangnya putus. Keong tersebut muncul saat malam hari.
“Memang saat siang hari tidak terlihat, sembunyi dalam lumpur,” terang Nyoman Suarnen (40).
Saat malam keong naik hingga ke batang-batang padi dan memakannya hingga putus. Suarnen yang menggarap 50 are sawah memastikan seluruh petak sawah yang sedang tahap penanaman diserang hama keong.
“Padi saya ini (umurnya-red) kurang dari dua minggu, semuanya diserang hama keong,” keluhnya.
Suarnen mengaku kesulitan untuk memberantas hama keong itu. Ia sudah kewalahan memunguti keong – keong.
Hama ini menurutnya, cepat menyebar dari petak ke petak. Selain melakukan pemberantasan dengan cara memungut, ia juga sempat melakukan penyemprotan, namun tak berhasil. Bila dengan cara dipungut satu per satu sedikit mengurangi padi yang dimakan. Tetapi agak sulit, karena siangnya keong tidak kelihatan dan masuk di lumpur.
Begitu halnya bila disemprot keongnya mati tetapi kulitnya (cangkang) yang tertanam dilumpur sulit hancur. “Kalau dibiarkan (cangkang), bisa melukai kaki. Karena tahapan perawatan cukup banyak mulai pemupukan maupun penyiangan,” terangnya.
Kondisi serupa juga dialami sawah yang ditanami Ketut Normen. Petani asal Sangkaragung ini mengaku sedang mengganti bibit padinya yang diserang keong. Ia juga merasa was-was dengan serangan hama keong tersebut. Biaya tambahan untuk membasmi keong juga harus dikeluarkan setiap harinya. Menurutnya ini sudah dua minggu serangan hama keong tersebut. Penyebarannya sangat cepat antarpetak sawah. Pembasmian juga dilakukan dengan cara memungut dan menyemprot menggunakan pestisida. (surya dharma/balipost)