MANGUPURA, BALIPOST.com – Masyarakat Kabupaten Badung diimbau untuk tetap waspada terhadap bahaya pohon tumbang dan tnah longsor seiring makin tingginya intensitas hujan disertai angin. Terlebih, selama sepekan pohon tumbang dan longsor menjadi kejadian yang sering terjadi.
Seperti halnya, Senin (25/12), senderan berikut tembok rumah warga Banjar Uma Alas, Jalan Uma Alas 1, Desa Kerobokan Kelod, Kuta Utara tergerus aliran sungai yang deras, karena intensitas hujan yang tinggi. Akibatnya, satu bangunan palinggih milik Ketut Redeg, 75, amblas ke sungai.
Tercatat panjang tanah milik Redeg yang tergerus sepanjang 25 meter, tinggi lima meter, dan lebar tujuh meter. Akibat kejadian itu, diperkirakan pemilik menderita kerugian mencapai Rp 200 juta.
Hal serupa juga terjadi pada Minggu (24/12) lalu. Tembok panyengker roboh menimpa palinggih di Banjar Pemaron, Desa Munggu, Mengwi. Robohnya tembok panyengker setinggi dua meter dengan oanjang 14 meter tersebut membuat sebuah palinggih Taksu rusak. Diperkirakan kerugian akibat kejadian itu mencapai Rp 30 juta.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, dr. Ni Nyoman Ermy Setiari, juga mengakui sebatang pohon durian tumbang di Jalan Ciung Wanara, Banjar Brahmana, Desa Sangeh, Abiansemal, Minggu lalu. “Kejadian ini menyebabkan palinggih rusak,” ujar dr. Ermy seizin Kepala Pelaksana BPBD Badung, I Nyoman Wijaya, Selasa (26/12).
Disebutkan, pohon setinggi tujuh meter dengan lingjar batang sekitar 50 cm tersebut menimpa pura milik warga, Ida Bagus Kerta. Akibatnya, palinggih Pasimpangan Dalem Ped dan tembok penyengker rusak. Pun diperkirakan wrga menderita kerugian sekitar Rp 10 juta.
“Kami telah melakukan atensi dengan cepat. Dalam penanganan, pihaknya langsung mengirim Tim Reaksi Cepat (TRC),” katanya seraya mengimbau masyarakat waspada terhadap cuaca ekstrem saat ini. (Parwata/balipost)