BANGLI, BALIPOST.com – Dicabutnya status tanggap darurat bencana Gunung Agung tak berpengaruh terhadap jumlah pengungsi di Bangli. Posko Penanganan Darurat Bencana Gunung Agung di Bangli menyatakan jumlah pengungsi di Bangli masih tetap seperti jumlah sebelumnya. Demikian juga dengan pasokan logistik bagi pengungsi, masih tetap aman.
Berdasarkan data yang dihimpun di Posko Penanganan Darurat Bencana Gunung Agung di Bangli, Selasa (26/12), total pengungsi yang masih menempati dua pos pengungsian di Bangli berjumlah 909 jiwa (229 KK). Dari jumlah itu, 575 jiwa (136 KK) diantaranya menempati pos pengungsian Kubu sementara 334 jiwa (93 KK) lainnya menempati pos pengungsian SKB di Kayuambua, Susut.
Selain di dua posko resmi tersebut, sebanyak 54 jiwa (16 KK) pengungsi tercatat menempati pos pengungsian mandiri di Desa Pengotan dan 14 jiwa (3 KK) menempati pos pengungsian mandiri di Desa Bunutin Bangli.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bangli Nengah Sukarta selaku Koordinator Bidang Logistik di Posko Penanganan Darurat Bencana Gunung Agung di Bangli mengatakan jumlah pengungsi di Bangli masih tetap. Belum ada pengungsi yang pulang pasca dicabutnya status tanggap darurat bencana Gunung Agung.
Dia juga mengatakan meski ada pencabutan status, namun pihaknya tetap menangani logistik untuk para pengungsi yang berasal dari KRB III Gunung Agung. Pasokan logistik bagi pengungsi dari Posko Induk Tanah Ampo juga masih tetap berjalan seperti biasa alias tidak mengalami gangguan. “Logistik bagi pengungsi yang berada di radius 8-10 km Gunung Agung tetap kami ambilkan di Posko Induk Tanah Ampo. Besok juga rencananya kami akan mengambil lagi logistik pengungsi di sana,” terangnya.
Menurutnya, pencabutan status itu untuk menyatakan bahwa secara umum kondisi Bali sangat aman. Kecuali yang ada di kawasan rawan bencana (KRB) radius 8-10 km dari puncak Gunung Agung. “Jadi tidak berpengaruh terhadap logistik untuk pengungsi,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)