BANYUWANGI, BALIPOST.com – Sempat macet cukup lama, angkutan kapal cepat Banyuwangi-Jimbaran kembali dibuka, Kamis (28/12). Angkutan alternatif dari dermaga Kedonganan, Badung tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam. Bebas macet. Moda transportasi ini menjadi pilihan ketika Bandara Ngurah Rai ditutup ketika erupsi Gunung Agung.
Kapal cepat ini berkapasitas 145 tempat duduk. Trayeknya melintasi laut selatan Bali, tembus selat Bali dan berakhir di dermaga Pantai Boom, Banyuwangi. “Untuk tahap awal kita buka sehari sekali. Dari Banyuwangi pukul 09.00 WIB, sedangkan dari Kedonganan pukul 13.00 WITA,” kata Mulyadi Sukito, pemilik angkutan kapal cepat Banyuwangi-Jimbaran.
Pria ini menjelaskan, angkutan kapal cepat Banyuwangi-Jimbaran ini pernah dibuka tahun 2015 silam. Namun, karena sesuatu dan lain hal, terpaksa dihentikan. Setelah musibah erupsi Gunung Agung dan penutupan Bandara Ngurah Rai, pihaknya kembali berinisiatif membukanya lagi. Sebab, angkutan kapal cepat ini sangat potensial untuk mengangkut penumpang dari Bali menuju Banyuwangi. Terutama yang membutuhkan waktu cepat ke bandara. “ Artinya, ketika penumpang atau wisatawan dari Bali ingin pindah pesawat, bisa cepat ke Banyuwangi. Sebab, hanya 2,5 jam,” jelasnya.
Apalagi, kata pria yang akrab dipanggil Aseng ini, Bandara Ngurah Rai masih rawan ditutup ketika erupsi Gunung Agung berlanjut.
Angkutan ini juga sekaligus berwisata menyusuri pesisir selatan Bali. Menurut Aseng, selama pelayaran, kapal tidak akan terlalu ke tengah laut. Namun, menyisir garis pantai. Sehingga, goncangan ombak tidak terlalu terasa. Pihaknya sengaja membidik jalur Jimbaran-Banyuwangi lantaran potensinya cukup bagus. Hal ini seiring geliat pariwisata di Banyuwangi.
“Kami akan upayakan wisatawan dari Bali bisa berwisata ke Banyuwangi dengan kapal cepat ini. Mereka menginap semalam, lalu kembali lagi ke Bali,” jelasnya.
Pihaknya optimis, kapal cepat ini akan diminati penumpang umum, selain wisatawan. Harga tiketnya juga terjangkau.
Sementara itu, Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi, Banyuwangi, Ugan Suganda mengatakan kapal cepat ini sudah mengantongi izin trayek angkutan umum dari Kementerian Perhubungan. Sebab, melintasi antarprovinsi. “ Memang armadanya jenis kapal wisata, tapi izin trayeknya angkutan umum,” jelas Ugan.
Kapal yang digunakan, kata dia, sudah memenuhi standar keselamatan pelayaran. Meski begitu, secara berkala, izin trayek harus diperbaharui. Terkait jalur laut yang dilewati, kata Ugan, cukup aman untuk pelayaran. Apalagi, kapal hanya menyusuri garis pantai di selatan Bali. “ Kalau hanya menyusuri pantai, pelayaran relatif aman,” jelasnya. (budi wiriyanto/balipost)