GIANYAR, BALIPOST.com – Warga asal Desa Blusung, Tampaksiring, Cokorda Raka Wijaya (60), meninggal dunia saat mengambil SIM di Kantor Sat Lantas Polres Gianyar, Jumat (29/12). Almarhum menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan menuju RS Gianyar.
Sebelum meninggal, korban ditemukan lemas saat duduk menunggu antrean di kantor Sat Lantas Polres Gianyar. “Sempat ada anggota mendekati, karena dilihat bapak ini lemas, kemudian ditanya sama anggota bapak kenapa? Lalu diajak ke klinik polres,” ujar Kapolres Gianyar, AKBP Djoni Widodo.
Cok Raka juga sempat tidak bisa bediri tegap dan inginnya rebahan saja. Di klinik Polres Gianyar, Cok Raka diperiksa tim medis. Bahkan, korban sampai diberikan nafas batuan berupa oksigen. Tak lama setelah itu, Cok Raka mengaku tampak lebih segar dan keluar dari klinik. “Namun, kesehatan Cok Raka saat itu belum pulih. Cok Raka kembali ambruk. Pihak petugas medis pun langsung mengevakuasinya dan memasukkan Cok Raka ke dalam mobil ambulance Polres Gianyar dibawa ke rumah sakit Gianyar,” ujarnya.
Di rumah sakit, Cok Raka mendapat penanganan medis, namun nyawanya tidak bisa tertolong lagi. Cok Raka dinyatakan meninggal dunia.
Secara terpisah Wakil Direktur RS Sanjiwani Gianyar, dr. Oka Baratha menyatakan korban Cok Raka ini tiba di RS Sanjiwani Gianyar pada Jumat siang sekitar pukul 10.50 wita. Pihaknya pun melakukan penanganan dengan memberi oksigen dan pijat jantung. “Setelah 20 menit diberikan pertolongan, tidak ada perkembangan,” ujarnya.
Disinggung terkait penyebab kematiannya, pihak rumah sakit mengaku belum bisa memastikan. Itu karena pihak keluarga menolak dilakukan otopsi terhadap jasad korban. “Kalau dari ciri-cirinya, penyebabnya gagal jantung,” tukasnya.
Sementara Cokorda Gede Putra (30), yang merupakan putra korban menyatakan ayahnya berangkat pagi hari membawa sepeda motor menuju Polres Gianyar. Tujuannya mengambil SIM yang sudah selesai dibuat seminggu lalu. “Di tengah jalan, sudah tidak enak badan,” tukasnya.
Untuk sementara ini, jasad korban masih dititip di Ruang Jenazah RS Sanjiwani. Selanjutnya dilakukan upacara. “ Masih kami bahas dengan keluarga, nanti upacaranya bagaimana dan kapan, “ tandasnya. (manik astajaya/balipost)