SEMARAPURA, BALIPOST.com – Rumah belasan Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Semarapura Kangin, Klungkung yang berada di bantaran Tukad Unda terancam diterjang banjir lumpur yang membawa material Gunung Agung. Hal tersebut dikarenakan jebolnya tanggul yang dibangun Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, Sabtu (30/12).
Tak ingin terjadi sesuatu, sejumlah warga untuk sementara mengungsi ke tempat aman. Sesuai pantauan, tanggul yang terbangun sebelum erupsi Gunung Agung itu jebol sepanjang 20 meter.
Air yang mengalir cukup deras masuk ke jalan menuju permukiman yang berdiri di sekitarnya. Hal tersebut mengakibatkan kendaraan tak bisa melintas.
Seorang warga, Nengah Sulastri menuturkan bangunan yang terancam milik 11 KK, terdiri sekitar 50 jiwa. Sejalan dengan terjangan banjir lumpur sejak pertengahan November, tak sedikit yang dirundung rasa gelisah. “Kalau banjirnya besar, ada yang memilih tidur di rumah kerabat. Biar aman. Termasuk keluarga saya,” tuturnya.
Perempuan paruh baya ini menyatakan sejauh ini banjir belum merusak bangunan. Namun, beberapa kali sudah sampai masuk ke pekarangan. “Tetapi khawatir juga tiba-tiba banjir besar datang,” imbuhnya.
Sementara itu, Lurah Semarapura Kangin, Wayan Sudarma menyampaikan warganya itu sudah sempat mengungsi. Namun kembali lagi ke rumah setelah situasi membaik. “Kami sudah memberikan imbauan lagi untuk bisa tinggal di tempat aman,” jelasnya.
Mengacu pada erupsi Gunung Agung 1963, lahan tempat bangunan warga berdiri itu tak luput dari terjangan banjir. “Makanya kami harapkan waspada,” katanya.
Camat Klungkung, Komang Wisnuadi menjelaskan sesuai informasi, tanggul itu jebol sekitar pukul 02.00 dini hari. “Ini sudah disampaikan ke BPBD untuk bisa dikomunikasikan dengan BWS. Kami berharap biar ada penanganan. Sungai sudah mendangkal,” tandasnya. (sosiawan/balipost)