Pengungsi
Suasana pengungsian di GOR Swecapura, Selasa (2/1). (BP/sos)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Ratusan pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Klungkung nekat kembali ke kampung halaman. Dirundung rasa jenuh menjadi salah satu penyebab hal tersebut. Sebelum terjadi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung sejatinya sudah memberikan imbauan untuk tetap tingal di pengungsian selama gunung tertinggi di Bali itu belum dinyatakan aman.

Berdasarkan data yang dihimpun, Selasa (2/1), pengungsi pulang berasal dari Desa Perangsari, Kecamatan Selat yang tertampung di GOR Swecapura, Desa Gelgel. Jumlahnya mencapai 60 orang. Mereka yang terdiri dari berbagai usia ini sebelumnya ditempatkan pada tenda. Salah satu pengungsi, Wayan Gatiada menyatakan mereka pulang, Minggu (31/12), sebelum perayaan tahun baru. “Barangnya diangkut semua. Tendanya sudah kosong,” terangnya.

Baca juga:  Dari Napi Lapas Kerobokan Ditembak hingga 18 Negara Bisa Masuk Indonesia

Alasan kepulangan tidak diketahui secara pasti oleh pria asal Desa Muncan, Kecamatan Selat ini. Namun, diduga karena dirundung rasa jenuh ditengah nihilnya aktivitas. “Katanya di desanya sudah ada aktivitas. Sudah ada yang menggali pasir. Mungkin itu juga menjadi alasan untuk pulang. Biar bisa langsung bekerja,” sebutnya.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, I Made Suwista menyatakan pengungsi yang pulang secara mandiri itu berasal dari Kawasan Rawan Bencana (KRB) II. Sejatinya, pihaknya sudah memberikan imbauan untuk tetap tinggal di pengungsian sampai ada informasi lebih lanjut dari pemerintah. “Kami sudah sarankan, sebelum Gunung Agung dinyatakan kondusif, jangan dulu pulang. Tetapi tidak diiperhatikan. Kami juga tidak berani memaksa,” tegasnya.

Baca juga:  Hari Ini, 3 Daerah Laporkan Jumlah Kasus COVID-19 Baru yang Sama

Kepulangan juga terjadi pada pengungsi di Balai Banjar Jelantik Koribatu, Desa Tojan yang berasal dari Desa Dusa, Kecamatan Selat. Jumlahnya mencapai 158 orang. Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, Putu Widiada menegaskan itu berlangsung secara mandiri. “Kami tidak memfaslitasi kepulangan mereka. Kami sudah sampaikan, jangan dulu pulang sebelum ada informasi resmi dari pemerintah, dari Pusat Vulkanologi. Tapi kami juga tidak berani memaksa mereka terus tinggal di pengungsian,” ungkapnya.

Baca juga:  Jambret 25 TKP Ditembak

Sesuai data terakhir, jumlah pengungsi di Kabupaten Klungkung mencapai 11.282 jiwa yang tersebar di 44 desa/kelurahan. Sementara khusus yang tertampung di GOR Swecapura mencapai 1.176 jiwa. (sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *