Seekor anjing disuntik vaksin antirabies oleh petugas. (BP/Dokumen)

TABANAN, BALIPOST.com – Keberhasilan vaksinasi massal mulai terlihat. Kasus positif rabies pada hewan penular rabies (HPR) di Tabanan menurun jumlahnya.

Untuk tahun 2017 tercatat lima kasus positif HPR yaitu anjing dan sapi di Tabanan. Jumlah ini menurun dari tahun-tahun sebelumnya dimana tahun 2016 tercatat 29 kasus dan tahun 2015 ada 55 kasus.

Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Tabanan, I Nyoman Budana didampingi Kasi Kesehatan Hewan, Drh I Gusti Ngurah Wiksuara, Selasa (2/1) mengatakan lima kasus positif HPR Tabanan masing-masing terjadi di banjar Anyar desa Banjar Anyar Kediri, banjar Gerokgak Gede Desa Delod Peken Tabanan, Desa Batungsel Pupuan dimana HPR yang positif di desa ini adalah Sapi dan Desa Bajra Selemadeg. Turunnya kasus positif rabies pada HPR, menurut Budana, karena adanya vaksiansi rutin setahun sekali.

Baca juga:  Nenek Usia 90 Tahun Dilaporkan Hilang, Sandal Jepit dan Pisau Ditemukan Dekat Tebing Curam

Untuk itu pada tahun ini, program vaksinasi massal tetap menjadi prioritas utama. Diharapkan dengan adanya vaksinasi massal ini tidak ada kasus positif pada HPR sehingga tujuan Bali Bebas Rabies tahun 2020 mendatang bisa tercapai.

Berdasarkan data, HPR yang menjalani vaksinasi dalam program vaksinasi massal di Tabanan berjumlah 58.021 ekor dengan rincian 56.791 ekor anjing, 1.207 kucing dan 23 ekor monyet. Dari 10 kecamatan, HPR terbanyak yang mendapatkan vaksin ada di kecamatan, Kediri (7.813 ekor), Tabanan (7.454), Penebel (6.579), Pupuan (6.406), Kerambitan (5.816), Selemadeg Barat (5.412), Baturiti (5.211), Marga (5.132), Selemadeg (4.570), dan Selemadeg Timur (3.628).

Baca juga:  Puluhan Anak di Lingkungan Lanud Ngurah Rai Terima Suntikan Vaksinasi Covid-19

Sementara itu, Wiksuara mengatakan anjing yang tervaksinasi jumlahnya tidak mencapai jumlah estimasi populasi anjing di Tabanan. Estimasi anjing di Tabanan berjumlah 60 ribu ekor sementara yang tervaksin sebanyak 56.791 ekor, baik anjing yang dipelihara di dalam rumah maupun yang dibiarkan bebas atau liar. “Estimasi hanya perkiraan. Bisa jadi dalam penerapannya populasinya memang kurang dari itu. Jika estimasi dihitung jumlahnya kurang maka persentase pencapaian vaksinasi nanti malah lebih dari 100 persen dan juga tentu berpengaruh pada droping vaksin dari pusat,” jelas Wiksuara.

Baca juga:  13 Warga Binaan Jalani Perpanjangan Masa Asimilasi

Untuk tahun 2018, estimasi populasi anjing memang belum dihitung tetapi jika berdasarkan estimasi tahun 2017 maka jumlahnya bisa lebih dari angka 60 ribu ekor. Sementara penanganan rabies pada hewan masih berfokus pada vaksinasi massal yang prosedurnya mengikuti tahun 2017. “Pada tahun 2017 ada dua tim yang bergerak. Satu tim menunggu masyarakat membawa hewan peliharaannya untuk divaksin, sementara satu tim lagi aktif bergerak menyisir anjing liar maupun yang diliarkan pemiliknya serta menyasar hewan yang tidak sempat dibawa pemiliknya ke tempat vaksinasi,” jelas Wiksuara. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *