BANGLI, BALIPOST.com – Pascaditurunkannya radius perkiraan bahaya Gunung Agung oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari sebelumnya 8 km ditambah perluasan sektoral 10 kilometer menjadi 6 km, Kamis (4/1), sejumlah warga pengungsi pulang. Mereka yang pulang adalah warga yang menempati pokso pengungsian di TK/SD Internasional di Kelurahan Kubu, Bangli.

Namun tidak sedikit juga pengungsi yang masih tetap bertahan di pengungsian karena merasa belum tenang. Mengingat aktivitas Gunung Agung yang masih cukup tinggi.

Berdasarkan pantauan di Posko Pengungsian Kubu, warga terlihat sibuk menaikkan barang bawaan mereka selama di pengungsian, Jumat (5/1) ke dalam mobil untuk dibawa pulang. Untuk mengkat barang-barang bawaan mereka selama di pengungsian, warga dibantu petugas dari TNI dan BPBD menggunakan mobil pribadi.

Kasi Kedaruratan dan Logistik I Ketut Agus Sutapa seizin Komandan Posko Penanganan Keadaan Darurat Bencana Gunung Agung di Kabupaten Bangli Letkol Cpn. Andy Pranoto, menjelaskan jumlah pengungsi di Posko Induk Kubu sebanyak 89 jiwa atau 18 kepala keluarga (KK). Mereka berasal dari empat banjar berbeda, yakni Banjar Kunyit, Desa Besakih. Lalu tiga banjar lainnya yakni Banjar Puragae, Banjar Suukan, Banjar Keladian, yang semuanya masuk wilayah Desa Pempatan, Kecamatan Rendang.

Baca juga:  Pesawat TNI AU Antarkan Jokowi Pulang ke Solo

Dijelaskan Agus Sutapa, secara resmi memang belum ada perintah langsung untuk memulangkan warga yang berada di luar radius 6 km. Namun pihaknya tidak akan melarang jika warga yang berada di luar radius tersebut ingin pulang ke kampung halamannya.

“Kami sudah kumpulkan mereka (para pengungsi) dan beri pemahaman. Bahwa Gunung Agung ini statusnya masih Awas, dan tidak tertutup kemungkinan bisa erupsi dan mengeluarkan abu kapan saja. Karena itu, jika memang benar mereka yang mau pulang itu berada di luar radius 6 km, kami persilakan dan kami fasilitasi kendaraan. Tapi kalau pun mereka merasa tidak aman jika pulang, kami pun tidak memaksa mereka untuk pulang dan tetap tinggal di pengungsian,” terangnya.

Baca juga:  Puluhan Anak-anak Pengungsi Antusias Ikut Belajar Menggambar

Hal yang sama pun juga disampaikan Agus kepada para pengungsi yang berada di luar radius 6 km, tapi daerahnya rentan bahaya, untuk tetap tinggal di pengungsian. “Karena mereka yang lebih tahu daerahnya. Jadi kalau pun mereka berada di luar radius, tapi menurut mereka daerahnya tidak aman, dan mereka sendiri tidak nyaman, kami tak paksa mereka untuk pulang,” tegasnya.

Agus juga mengingatkan kepada warga yang pulanh agar tetap waspada. Sebab selain Gunung Agung saat ini masih berstatus Awas, cuaca yang saat ini tidak bersahabat juga rentan menyebabkan musibah, terlebih para pengungsi ini tinggal di daerah pegunungan.

Baca juga:  Pariwisata Terpuruk, Perlu Bangkitkan Potensi Lain

Sementara itu warga pengungsi asal Pempatan, Rendang, I Wayan Janten mengatakan, sudah banyak warga yang pulang. “Karena sudah yakin akan diberikan pulang mengingat jarak kampung saya sekitar 8-9 km dari puncak Gunung Agung, saya sudah dari pagi merapikan barang-barang yang akan dibawa pulang,” ungkapnya.

Dirinya mengaku senang bisa kembali pulang ke kampung halaman. Sebab selama empat bulan mengungsi, ia merasa jenuh. Di samping itu, jika pulang anak-anaknya kembali bisa menjalani pendidikan di sekolah asal.

“Tidak ada rencana apa setelah pulang kampung ini. Bertani saja. Karena tidak ada kegiatan lain kecuali bertani,” katanya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *