DENPASAR, BALIPOST.com – Setiap tahun jumlah wisatawan Tiongkok yang pergi ke Bali terus mengalami peningkatan. Tahun 2014 kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali hanya 400.000. Tahun 2015 kunjungan wisatawan Tiongkok mencapai 600.000 orang, tahun 2016 mencapai 980.000 orang dan tahun 2017 mencapai 1,3 juta.

Angka kunjungan wisatawan Tiongkok menduduki peringkat pertama kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali. Sementara Australia menduduki peringkat kedua dengan jumlah kunjungan 1 juta.

Wakil Konsulat Jenderal Cina, Chen Wei mengutarakan bertambahnya jumlah wisatawan Tiongkok ke Bali, dirasa perlu ada buku panduan pariwisata ke Bali. Maka dari itu pada rapat antara Konjen Cina dengan travel agent serta stakeholder pariwisata yang diadakan Jumat (5/1), Konjen Cina meluncurkan buku panduan pariwisata Bali.

Tahap pertama buku tersebut dicetak 30.000 eksemplar. Buku tersebut akan dibagikan ke travel agent, hotel, bandara, dll.

Baca juga:  Gelondongan Kayu Penuhi Pesisir Pantai Jembrana

Buku tersebut pun dikatakan telah ada sebelumnya namun lebih singkat. “Karena ada banyak masalah muncul sehingga isi bukunya juga lebih diperbanyak dan informasinya lebih lengkap. Buku panduan ini adalah versi yang ditingkatkan,” ujarnya.

Buku tersebut berisi tentang Bali secara umum, mata uang dan nilai tukar, transportasi, kebersihan air minum, waktu buka bank, toko dan restauran, tax/tips. Ada juga tentang agama dan adat istiadat, bencana alam, tips pencegahan kecelakaan, asuransi wisata, ketentuan imigrasi, ketentuan mendapat layanan perlindungan dari konsulat, perkembangan objek wisata, kontak person, dll.

Melalui buku tersebut pihaknya berharap kerjasama dengan pemerintah setempat dapat meningkatkan hubungan kedua negara. “Kami harapkan hal ini dapat mempererat hubungan persaudaraan kedua negara,” ujarnya.

Baca juga:  Sejak Diakui Jadi Geopark, Kunjungan ke Batur Hampir Sejuta Orang

Meskipun upaya mitigasi terhadap bencana alam Gunung Agung telah dilakukan, namun yang menjadi kekhawatiran warga Cina adalah masalah keuangan. “Jika terjadi letusan, bandara ditutup maka akan lebih banyak uang yang akan dihabiskan, asuransi tidak bisa menutupi semua kerugian mereka. Tapi kami juga mendengar kabar yang baik dari pemerintah yaitu memberi bantuan jika terjadi letusan Gunung Agung, hal itu diharapkan bisa direalisasikan,” bebernya.

Tahun 2018, pihaknya juga mengharapkan kunjungan wisatawan Cina ke Bali lebih banyak. Menjelang Imlek pun diharapkan kunjungan wisatawan Cina meningkat.

Ia menegaskan bahwa pemerintah Tiongkok tidak pernah melarang warga negaranya untuk berkunjung ke Bali. Maka dari itu terkait penerbangan dari Cina ke Bali merupakan kebijakan dari masing-masing maskapai penerbangan.

Baca juga:  Corona Mewabah di China, Kintamani Chinese Festival Bakal Ditunda?

Kepala Seksi Sarana Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Ngurah Rai Misnal Arianto mengatakan, kunjungan wisman Cina mulai meningkat sejak diberlakukannya bebas visa pada 169 negara. Dari angka kunjungan sebanyak 1,3 juta orang, hanya sedikit warga Cina yang melakukan pelanggaran aturan keimigrasian yaitu 40 kasus tahun 2017.

Pelanggaran yang dilakukan seperti ijin tinggal yang habis dan penyalahgunaan ijin tinggal wisata yang digunakan untuk bekerja.

Kasubdit Pariwisata Direktorat Pamobvit Polda Bali Indrayati mengatakan, dari sisi kriminalitas Bali aman. Karena angka kasus kriminal di bawah daerah lainnya. Seperti pencopetan, perampokan, pencurian. Sehingga warga negara Tiongkok diharapkan tidak khawatir datang ke Bali. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *