Sejumlah wisatawan mancanegara sedang berjalan-jalan di Kuta. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Erupsi Gunung Agung yang berdampak pada sektor pariwisata Bali, khususnya Kabupaten Badung berdampak pada penciutan tenaga kerja di sektor tersebut. Tak sedikit, perusaha yang semena-mena memperlakukan pekerja yang selama ini sebagai ujung tombak pariwisata.

Kondisi tersebut menjadi perhatian Wakil Ketua DPRD Badung, Nyoman Karyana. Politisi Golkar ini meminta pengusaha pariwisata memperhitungkan nasib para pekerja tatkala terjadi musibah yang melanda sektor yang menjadi tulang punggung ekonomi.

“Kami sebagai wakil rakyat banyak menerima masukan-masukan dari masyarakat. Adanya banyak tenaga kerja yang dirumahkan, dan pensiun muda. Ini sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah dan para pengusaha kita. Sebab, mereka inilah yang membawakan uang mencarikan wistawan, tapi ketika terjadi gunung agung melutus apa yang bisa kita lakukan untuk mereka yang menjerit,” ujar Nyoman Karyana, Jumat (5/1).

Baca juga:  Pelantikan Anggota DPRD Badung 2024-2029, Bupati : Jalankan Tugas Sesuai Amanat Rakyat

Dia berharap para pengusaha tidak hanya mementingkan kondisi perusahaan saat pariwisata lesu, namun juga memperhitungkan nasib karyawan yang selama ini membantu dalam membesarkan perusahaan. “Pengusaha saja ketar-ketir, apalagi buruhnya. Ke depan, para pengusaha jangan hanya mencari duit saja dari pariwisata, tapi tolong perhatikan juga mereka (karyawan –red) apa yang harus dilakukan ketika ada masalah seperti erupsi Gunung Agung,” terangnya.

Sebelumnya, Kadis Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten badung, Ida Bagus Oka Dirga, berharap tidak ada PHK karyawan. Dalam masalah ini kedua belah pihak diminta tidak terlalu saklek harus mematuhi undang-undang, sehingga nantinya menjadi benturan.

Baca juga:  DPRD Badung Soroti Kinerja KPU

“Peristiwa erupsi Gunung Agung ini cukup banyak sektor yang terdampak, termasuk menuai persolan baru yakni masalah ketenaga kerjaan ini,” ucapnya.

Ketua PHRI Badung, IGN Rai Surya Wijaya juga mengakui, banyak dampak yang terjadi di sektor pariwisata sehingga menurunkan tingkat hunian wisatawan turun drastis. “Memang dari dampak penurunan tingkat hunian wisatawan ini kami melakukan efisiensi juga seperti mengurangi tenaga harian, memberikan cuti karyawan hingga mematikan lampu dan pendingin ruangan saat minim tamu menginap,” jelasnya.

Baca juga:  Delapan Mobdin Dewan “Nyangkut” di Setwan

Terkait PHK karyawan, dikatakan ketua BPPD Badung merupakan solusi terakhir jika terjadi keterpurukan selam bertahun-tahun. “Jika hingga satu tahun, ya jelas mau tidak mau pengusaha pasti melakukan PHK, karena bagia mana kita bisa membayar tenaga kerja wisatwan taka da yang menginap. Namun kami tetap tidak mau menyerah, kami akan terus berupaya agar pariwisata kita bisa bangkit lagi,” pungkasnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *