DENPASAR, BALIPOST.com – Sempat mengalami kenaikan tipis pada November 2017, kini di bulan Desember 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) kembali turun. NTP Bali tercatat 103,93 menurun 0,56 persen dibandingkan bulan November 2017 yang mencapai 104,51.
Dilihat dari subsektornya, hampir semua subsektor mengalami penurunan NTP, kecuali subsektor tanaman pangan (NTP-P) yang naik 0,40 dari 97,85 menjadi 98,24. “Sekalipun meningkat, indeks NTP subsektor tanaman pangan di bawah kisaran 100, yang menandakan bahwa sinyal kemampuan subsektor ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani masih belum bisa diandalkan,” kata Adi Nugroho, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.
Sementara NTP subsektor holtikultura (NTP-H) angkanya juga masih di bawah 100. Bahkan di bulan Desember 2017 mencatat penurunan 0,85 persen dari 99,32 menjadi 98,48.
Situasi NTP lain hampir sama yaitu tanaman perkebunan rakyat (NTP-Pr), Peternakan (NTP-Pt), Perikanan (NTP-Pi). Bahkan perikanan diurai menurut perikanan tangkap dan budidaya, keduanya juga memberikan gambaran yang menurun 0,27 persen dari 104,81 menjadi 104,53.
Penyebab utama naiknya NTP tanaman pangan karena naiknya harga gabah. Sementara pada kelompok hortikultura yang menurun terutama disumbang oleh turunnya harga salak, anggur, bawang putih dan kunyit. Sementara penyebab turunnya NTP subsektor tanaman rakyat karena turunnya harga kopi, kelapa dan cengkeh.
NTP subsektor peternakan yang menurun disebabkan oleh naiknya konsumsi rumah tangga utamanya bahan makanan. “Sebetulnya, harga peternakan mungkin tidak turun tapi karena harga kebutuhan rumah tangganya yang naik. Sehingga indeks NTP pada subsektor peternakan tercatat mengalami penurunan,” ungkapnya. Pada kelompok perikanan, naiknya konsumsi rumah tangga utamanya bahan makanan juga menyebabkan NTP pada subsektor perikanan mengalami penurunan.
NTUP (Nilai Tukar Usaha Petani) mengalami kenaikan 0,07 persen. NTUP adalah perbandingan indeks yang diterima dengan yang dibayar petani setelah komponen konsumsi rumah tangga petani dikeluarkan. Kenaikan NTUP ini mengisyaratkan bahwa yang membebani besaran indek NTP Bali Desember 2017 adalah kebutuhan konsumsi rumah tangga petaninya. Setelah dikeluarkan dari hitungan, NTP Bali meningkat dari 111,32 bulan sebelumnya menjadi 111,41 pada Desember. Jika diurai menurut subsektornya, maka NTP tanaman pangan yang naik ternyata diikuti oleh subsektor peternakan dan perikanan serta nelayan.
Sementara subsektor hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat sekalipun pengeluaran konsumsi rumah tangga petaninya sudah dikeluarkan dari hitungan, namun tetap mengalami penurunan indeks masing-masing 0,27 persen pada hortikultura dan 0,92 persen pada tanaman perkebunan rakyat. (Citta Maya/balipost)