SINGARAJA, BALIPOST.com – Ribuan pengungsi dampak erupsi Gunung Agung yang ditampung di Buleleng pulang ke desa asal mereka. Kepulangan pengungsi ini, setelah ada keputusan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menurunkan radius aman Gunung Agung dari semula 8 – 10 kilometer menjadi 6 kilometer. Radius berbahaya ini resmi diturunkan mulai 4 Januari 2018.
Pada Minggu (7/1), beberapa tempat pengungsian di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula telah kosong. Seperti di kantor Perbekel Desa Tembok dan di Posko II Desa Tembok nyaris tidak ada aktivitas pengungsi. Sedangkan di Posko III Desa Tembok, hanya 56 jiwa pengungsi yang masih bertahan. Padahal, sebelumnya di posko ini tercatat 166 jiwa pengungsi. Pengungsi berasal dari Dusun Batugiling, Desa Dukuh.
Salah seorang pengungsi Nengah Sungsang (48), mengaku alasan pulang karena dia mendapat kabar situasi di desanya telah aman dari dampak erupsi Gunung Agung. Selain itu, ia memilih kembali ke desanya agar bisa kembali mengurus lahan pertanian, memelihara ternak, dan anaknya bisa bersekolah. “Radiusnya dudah diturunkan, jadi di desa sudah aman. Anak saya juga mau sekolah karena sekolahnya sudah dibuka,” katanya.
Kendati pengungsi kebanyakan memilih pulang, berbeda dilakukan pengungsi asal Dusun Batugiling, Desa Dukuh, Nyoman Nyeri (42). Dia memutuskan tetap bertahan di pengungsian.
Alasannya karena belum ada surat edaran resmi dari pemerintah terkait kondisi Gunung Agung. Kalau sudah ada surat edaran resmi dari pemerintah yang memperbolehkan pulang, maka dirinya bersama keluarganya baru akan memutuskan meninggalkan lokasi penampungan pengungsi di Buleleng. “Kami juga disuruh bertahan, pokoknya kita tunggu surat resmi,” katanya.
Perbekel Desa Tembok, Kecamatan Tejakula Dewa Komang Yudi membenarkan pengungsi yang ditampung di wilayahnya sudah banyak yang pulang. Meski demikian, masih ada beberapa pengungsi yang memilih bertahan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng hingga Minggu diperkirakan sekitar dua ribu jiwa. Sedangkan pengungsi yang masih bertahan di tempat penampungan sekitar tujuh ribu “Mereka yang pulang secara mandiri karena radius bahaya Gunung Agung diturunkan ke 6 kilometer,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)