BANGLI, BALIPOST.com – Penerapan e-learning yang dicanangkan pemerintah provinsi sejak Oktober lalu sudah mulai diterapkan sejumlah sekolah SMA/SMK Negeri di Kabupaten Bangli. Sementara yang belum menerapkan terbentur akses internet dan perangkat telepon selular.
Kepala Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Disdik Provinsi Bali di Bangli, I Wayan Andra Septawan, Senin (8/1) mengungkapkan, penerapan e-learning atau yang disebut kelas maya, sejatinya sudah diinstruksikan Gubernur Bali pada Oktober lalu. Dan sejak saat itu, seluruh SMA/SMK Negeri di Bali, mulai menerapkannya. “Untuk di Bangli hingga kini baru sebanyak 5 SMA dan 9 SMK Negeri sudah melaksanakannyannya,” ungkapnya.
Andra menambahkan, penerapan kelas maya ini memiliki banyak keunggulan. Seperti menjadikan guru lebih kreatif dan inovatif dalam membawakan pembelajaran di kelas. Selain itu, kelas maya ini mampu menjadi alternatif bagi guru, tatkala guru berhalangan hadir.
Namun bukan berarti dengan kelas maya, seorang guru bisa seenaknya meninggalkan kelas dan hanya bergantung pada kelas maya ini. Pembelajaran tatap muka juga wajib tetap dilakukan.
Belum bisa diterapkannya e-learning ini 100 persen di wilayah Bangli, kata Andra, karena beberapa kendala yang dihadapi seperti jaringan internet dan prasarana. Saat ini, belum seluruh siswa memiliki hp yang mampu mengakses internet. Termasuk juga kendala guru yang masih banyak gagap teknologi sehingga belum semua menerapkan kelas maya ini.
“Kalau tidak difasilitasi sekolah, khusus siswa kurang mampu tidak bisa menjalankan e-learning ini. Karena mereka tidak memliki hp yang bisa mengakses internet. Kalau yang kaya tidak masalah. Ini yang harus diperhatikan sekolah untuk bisa menerapkan e-learning ini agar bisa diterapkan semua sekolah SMA/SMK di Bangli,” tegasnya. (Eka Parananda/balipost)