Beragam jenis ikan. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ikan ternyata mempengaruhi kualitas tidur. Di kalangan anak-anak, mereka yang mengonsumsi ikan sekali dalam seminggu atau lebih memiliki kualitas tidur yang nya lebih baik. Kesimpulan ini didapat dari studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Scientific Report.

Dikutip dari klikdokter.com, studi menemukan keterkaitan antara omega-3 yang dapat membantu meningkatkan kecerdasan dan kualitas tidur. Seperti diketahui, omega-3 merupakan asam lemak tak jenuh esensial yang bisa ditemukan pada beberapa jenis ikan, seperti salmon, sarden dan tuna.

Dalam studi ini, lebih dari 500 anak di Tiongkok yang berusia antara 9-11 tahun, menjawab pertanyaan tentang berapa sering mereka mengonsumsi ikan pada bulan sebelumnya. Opsi jawaban yang ditawarkan, dari frekuensi “tidak pernah” hingga “setidaknya seminggu sekali”.

Baca juga:  Hari Ini, Mayoritas Korban Jiwa COVID-19 Dilaporkan Tanpa Komorbid

Sedangkan untuk anak-anak yang berusia 12 tahun, mereka menyelesaikan tes IQ yang menilai kemampuan verbal dan nonverbal. Hasilnya, skor anak-anak yang mengonsumsi ikan paling tidak sekali dalam seminggu, lebih tinggi 4.8 poin, dibandingkan dengan mereka yang menjawab “jarang” atau “tidak pernah” makan ikan. Sedangkan skor pada anak-anak yang menjawab “kadang-kadang”, 3.3 poin lebih tinggi dalam tes IQ.

Dalam studi ini, orang tua juga diikutsertakan dengan menjawab berbagai pertanyaan seputar kualitas tidur anak. Ditemukan fakta bahwa anak-anak yang mengonsumsi ikan, jarang mengalami gangguan tidur. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas tidur mereka lebih baik.

Baca juga:  Mensos Khofifah Pastikan Anak-anak Pengungsi Tetap Bersekolah

Para peneliti studi ini merekomendasikan para orang tua untuk menambahkan ikan pada menu makanan anak secara perlahan. “Anak-anak harus mulai dibiasakan makan ikan sejak usia dini,” kata Jennifer Pinto-Martin, salah satu peneliti studi sekaligus direktur eksekutif Penn’s Center untuk Public Health Initiatives di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat. “Jika anak-anak tidak terbiasa makan ikan sejak dini, mereka mungkin akan menghindarinya,” katanya lagi.

Baca juga:  Naker Migran Tabanan Sudah Pulang Lama dan Lolos Karantina Mandiri, Dinyatakan Positif COVID-19

Selama orang tua memastikan ikan yang diberikan tidak bertulang, dan dipotong-potong dengan ukuran yang sesuai, anak dapat memakannya setelah berusia sekitar 2 tahun. Karena keunggulan ikan sebagai sumber protein dan lemak baik sudah tak diragukan, orang tua diharapkan untuk lebih kreatif dengan jenis menu dan cara penyajian ikan supaya si Kecil lebih tertarik dan bersemangat makan ikan. (Goes Arya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *