DENPASAR, BALIPOST.com – Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) I Gusti Ngurah Rai, resmi dikukuhkan, Rabu (10/1). Bertempat di pelabuhan Benoa, pengukuhan ini dilakukan langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Pada pengukuhan ini, juga dihadiri Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika. Selain itu juga hadir ahli waris yang merupakan keluarga dari pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai.
Perwakilan dari keluarga (alm) I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Agung Daniel Yunanda Yudha mengaku bangga nama kakeknya digunakan sebagai nama untuk KRI. Ia juga menyampaikan terimakasih kepada pemerintah karena sudah begitu banyak memberikan penghargaan kepada almarhum Ngurah Rai.
Dengan diresmikannya KRI ini, pihaknya berharap KRI ini akan selalu berjaya di seluruh samudera di belahan dunia dalam menjalankan visi misinya.
Sementara itu, Panglima TNI menyampaikan KRI ini merupakan bagian integral dari pembangunan pertahanan negara. Selain itu, juga untuk menuju kekuatan pokok minimun sekaligus menandai proses kembangkitan kembali kekuatan dan kejayaan TNI Angkatan Laut (TNI AL).
Dikatakan, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan 17.499 pulau. Indonesia juga Terletak pada posisi silang dunia antara dua Benoa yaitu Asia dan Australia, serta dua samudera yaitu pasifik dan Hindia.
Dijelaskan, Indonesia 70 persennya terdiri dari perairan atau lautan dengan garis pantai lebih kurang 81.000 km. Sehingga struktrur geografi yang demikian membuat wilayah Indonesia sangat terbuka dan dapat dimasuki dari berbagai penjuru.
Hal itu pula yang membuat tidak ringannya tantangan yang dihadapi dalam menjaga perairan. “Sekitar 70 wilayah Indonesia adalah perairan yang membutuhkan kekuatan angkatan laut untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara,” katanya.
Diresmikannya KRI ini, sebagai bukti komitmen dan konsistensi pemerintah dalam membangun kekuatan pertahanan yang kuat sesuai dengan falsafah dan konstitusi bangsa Indoneaia. KRI merupakan simbol wujud kedaulatan NKRI yang bersifat mobile di laut. “Dengan demikian, kehadiran KRI, akan mewakili supremasi kedaulatan negara atas wilayah perairannya,” ujarnya.
Kapal perusak kawal rudal (PKR) SIGMA 10514 KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal kombatan jenis fregat generasi pertama yang dibuat di Indonesia bersama KRI Raden Eddy Martadinta-331. Kapal kedua dari proyek Sigma 10514 PKR ini memiliki teknologi perang laut paling modern dalam armada milik TNI Angkatan Laut. Kapal ini mampu membawa 120 kru dengan kecepatan 28 knots. Dengan spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter dengan bobot 3.216 ton.
Disebut dengan kapal perusak kawal rudal karena dilengkapi sistem persenjataan torpedo AKS A-244S, yang merupakan torpedo jenis ringan yang memiliki kemampuan khusus untuk mengincar sasaran di perairan laut dangkal dan meriam close in weapon system (CIWS) millenium gun 35 mm. Ini berfungsi untuk menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat. KRI ini juga memiliki mode siluman atau stealth agar tidak mudah terdeteksi. (Yudi Karnaedi/balipost)