Pengungsi di Posko Induk Kubu, Bangli mengemas barang mereka selama mengungsi untuk dibawa pulang. Seiring pulangnya pengungsi, masih tersisa persoalan terkait pembayaran biaya pengobatan pengungsi, salah satunya di RSU Bangli. Masih belum ada kejelasan siapa yang akan menanggung. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Jumlah pengungsi di Posko Induk di Kubu, Bangli di yang pulang kampung terus bertambah. Kepulangan pengungsi secara mandiri itu terus terjadi pascaturunnya radius bahaya erupsi Gunung Agung.

Sekretaris Posko I Wayan Karmawan didampingi Kasi Kedaruratan dan Logistik I Ketut Agus Sutapa seizin Komandan Posko Penanganan Keadaan Darurat Bencana Gunung Agung di Bangli Letkol Cpn. Andy Pranoto, Rabu (10/1) mengungkapkan warga Karangasem yang pulang memang terus bertambah. Kata Karmawan, berdasarkan data ada tambahan sebanyak lima Kepala Keluarga (KK) yang kembali ke kampung halaman mereka.

Baca juga:  Menpar Jadikan Sanur Sebagai Role Model “Community Based Tourism”

“Lima KK yang pulang yakni empat KK dari Desa Menanga, Rendang dan satu KK dari Desa Duda Utara, Selat dengan jumlah 52 jiwa. Jadi secara keseluruhan pengungsi yang pulang sebanyak 34 KK dengan jumlah 182 orang. Sementara untuk jumlah pengungsi yang masih bertahan di SKB Kayuambua Susut dan Pokso Induk Kubu belum di-input,” ungkapnya.

Ditambah Karmawan, untuk kepulangan para pengungsi itu memang dilakukan secara mandiri. Pihaknya tidak memfasilitasi kepulangan mereka. Namun, kalau ada warga yang minta difasilitasi, pihaknya akan siap. “Sejauh ini memang mereka pulang secara mandiri. Barang-barang yang dibawa pulang diangkut mobil maupun sepeda motor yang mereka bawa. Termasuk kepulangan pengungsi tidak ada paksaan, karena mereka pulang atas inisiatif sendiri, karena lokasi tempat tinggal mereka di luar radius bahaya 6 km seperti yang ditetapkan pemerintah,” katanya.

Baca juga:  PASI Bali Tak Kirim Atlet ke Jateng Terbuka

Kata Karmawan, masih banyak warga yang wilayahnya berada di luar radius 6 km tetap bertahan di pengungsian. Alasannya, mereka masih merasa was-was untuk kembali ke kampung halamannya lantaran aktivitas Gunung Agung masih belum normal. “Mereka takut pulang karena tidak ingin seperti sebelumnya. Baru saja mereka pulang dari pengungsian, setelah sampai di rumah gunung kembali erupsi. Sehingga mereka kembali harus mengungsi,” ungkapnya.

Baca juga:  Egg Painting Batuan

Sementara itu salah seorang pengungsi asal Banjar Bangun Sakti, Desa Besakih, Rendang, Karangasem, Ni Ketut Dugdug mengungkapkan, dirinya bersama keluarga berencana pulang pada Kamis (11/1). Hanya saja, meski kembali pulang, separuh barang yang dibawa tetap ditaruh di pengungsian. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *