BANDUNG, BALIPOST.com- PT Dirgantara Indonesia (DI) sebagai satu-satunya aircraft manufacturer di tanah air dan di ASEAN diminta untuk bisa menyasar pasar internasional. Kementerian Perhubungan pun akan mendukung realisasi target itu melalui sejumlah bantuan teknis.
Menurut Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso, dorongan teknis yang akan diberikan misalnya adalah bantuan teknis sertifikasi disain, type, sampai produk sesuai aturan-aturan penerbangan internasional (Annexes ICAO) dan nasional CASR serta membantu dalam hal pemasaran ke negara-negara sahabat Indonesia melalui Bilateral Airworthines Recognition ataupun Bilateral Airworthiness Agreement. Ia mengatakan produk-produk PTDI sudah dikenal handal dan dipakai oleh banyak negara di dunia.
Untuk itu PTDI perlu didorong untuk lebih banyak membuat produk yang dibutuhkan baik oleh pasar Internasional maupun pasar nasional. “Kami akan memberikan dorongan teknis agar PTDI mampu lebih progresif dalam penetrasi pasar dunia. Misalnya saja bulan lalu kami sudah melakukan pembicaraan dengan otoritas penerbangan Meksiko, di mana negara tersebut sudah banyak memakai pesawat jenis CN-235 dan NC-212 dan akan membeli lebih banyak lagi pesawat type tersebut. Namun mereka masih terkendala masalah sparepart maupun component. Untuk itu kami mendorong PTDI untuk juga memproduksi sparepart maupun component pesawat-pesawat tersebut sehingga pemasarannya bisa lebih bagus,” ujar Agus.
Selain itu, Ditjen Perhubungan Udara juga akan memberikan dorongan agar PTDI memproduksi pesawat-peawat yang dibutuhkan untuk penerbangan nasional. Seperti misalnya pesawat-pesawat untuk beroperasi di Papua yang daerahnya bergunung-gunung, banyak bukit dan jurang terjal.
Menurut Agus, pesawat yang cocok untuk kondisi alam di Papua tersebut adalah pesawat yang mampu mengudara dan mendarat di landasan yang pendek. Selain itu juga pesawat yang mempunyai stall speed rendah sehingga bisa terbang pelan dan melakukan manuver dengan baik di sela-sela tebing pegunungan di Papua. “Pesawat N219 yang saat ini diproduksi PTDI adalah pesawat yang cocok untuk hal tersebut. Untuk itu kami akan mengawal dalam proses sertifikasinya sehingga pesawat tersebut menjadi handal dan bisa diproduksi massal,” lanjut Agus lagi. (Nikson/balipost)