GIANYAR, BALIPOST.com – Puluhan petani mengeluhkan terjadinya pendangkalan pada saluran irigasi di seputaran Desa Bukian, Kecamatan Payangan. Kondisi ini diduga karena proyek pembangunan hotel di seputaran Desa Puhu, Payangan.
Para petani pun sempat mengajukan protes terhadap proyek tersebut. Sementara pihak desa dan kepolisian yang menerima informasi ini langsung berupaya meredam aksi tersebut.
Informasi dihimpun persoalan ini bermula saat pihak hotel di Desa Bukian melangsungkan proyek pembangunan vila. Kala itu sedang dilakukan pegerukan dan perataan tanah.
Lantaran cuaca buruk yang terjadi belakangan ini, material tanah yang sedang digarap oleh kontraktor hanyut. Material tanah itu hanyut dan menutupi saluran irigasi subak. Hal ini lah yang membuat para petani protes.
Sebelum aksi protes berlangsung, pihak kepolisian, yakni Bhabinkamtibmas Bukian Polsek Payangan, Aiptu Wayan Garbha telah mendengar informasi itu. Masalah itu diselesaikan bersama dan dimediasi oleh Perbekel Bukian dan Kapolsek, Rabu (10/1).
Kapolsek Payangan, AKP Gde Endrawan yang dihubungi Kamis (11/1) membenarkan pihaknya telah melakukan mediasi. Mediasi tersebut digelar di Kantor Desa Bukian dengan dihadiri kedua belah pihak baik dari pihak petani dan pihak hotel. “Dari hasil mediasi, intinya warga merasa dirugikan karena saluran irigasi mereka menjadi dangkal dan saluran air ke sawah sedikit,” ujarnya.
Pihak hotel berjanji akan bekerja dengan sebaik mungkin dan tidak merugikan warga setempat. “Hasilnya, disepakati untuk dilakukan pengerukan terhadap timbunan di salurah irigasi, dilakukan secara manual dulu,” jelas AKP Endrawan. (Manik Astajaya/balipost)