Ilustrasi. (BP/Dokumen)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Setelah radius berbahaya diturunkan, warga di luar radius berbahaya sudah mulai pulang ke rumah. Seperti warga di Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, mereka sudah hampir 100 persen kembali ke rumah masing-masing.

Tetapi, melihat intensitas hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir, warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai diminta mengungsi lagi. Sebab, dikhawatirkan mereka diterjang banjir lahar dingin, karena bantaran sungai setempat dulunya jalur aliran lava.

Baca juga:  GPDRR Ditutup, Indonesia Sampaikan 7 Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi Berkelanjutan

Babinsa Duda Utara Serma I Nengah Gerudug bersama Babinkamtibmas, Perbekel Duda Utara beserta klian banjar dinas se-Duda Utara mendampingi Porkopincam Selat meninjau jalan dan rumah warga Banjar Dinas Tukad Sabuh, Geriana Kangin dan Geriana Kauh yang berada di bantaran sungai aliran lahar dingin, Kamis (11/1).

Warga yang berada di bantaran sungai dihimbau agar mengungsi lagi. Mereka disiapkan tempat pengungsian di Lapangan Umum Mamed, Kecamatan Sidemen.

Baca juga:  Diduga Jatuh di Pelabuhan Padangbai, Pencarian Belum Peroleh Hasil

Rumah warga sangat rawan dari ancaman lava maupun lahar dingin apabila terjadi erupsi Gunung Agung disertai hujan lebat sepanjang hari. Jumlah warga yang berada di bantaran sungai, di antaranya di Banjar Dinas Tukad Sabuh sebanyak 15 KK, Banjar Dinas Geriana Kangin 7 KK dan Banjar Dinas Geriana Kauh sebanyak 22 KK. “Rumah di sekitar bantaran sungai sementara tak aman untuk dihuni. Kalau terjadi banjir lahar dingin, ini sangat berbahaya,” ujar Babinsa Duda Utara Serma I Nengah Gerudug.

Baca juga:  Polairud Ingatkan Nelayan Waspadai Cuaca Buruk

Sebagian besar warga di bantaran sungai mengikuti arahan petugas. Namun, ada pula yang memilih tetap tinggal di rumah. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *