banjir
Pembangunan rumah untuk mereloaksi warga di Yeh Mampeh, Batur Selatan pengerjaannya sudah menacapai 65 persen. (BP/nan)

BANGLI, BALIPOST.com – Proses pembangunan rumah untuk merelokasi warga yang terkena bencana banjir bandang di Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kintamani terus dikebut. Saat ini, pembangunan untuk 50 KK sudah mencapai 65 persen.

Menurut Kepala BPBD Bangli I Wayan Karmawan di damping Kasi Kedaruratan dan Logistik I Ketut Agus Sutapa, Jumat (12/1), proses pembangunan rumah untuk merelokai 50 KK di Yeh Mampeh yang di mulai 23 Desember 2017 memang terus dikebut. Sampai saat ini persentase pembangunannya sudah mencapai 65 persen.

Baca juga:  Kasus WNA Miliki KTP Dilimpahkan ke Kejaksaan

“Untuk sekarang ini sudah akan memasuki pembuatan atap. Dan kita targetkan pada 20 Februari pembanguan sudah tuntas dikerjakan. Karena sesuai waktu yang diberikan oleh BNPB pengerjaannya sduah harus selesai pada 20 Februari. Semoga kita bisa menuntaskan pembangunan itu tepat waktu, sehingga sesuai dengan ingin kita dan masyarakat,” ungkapnya.

Setelah bangunan tersebut selesai dikerjakan dan sebelum diserahkan kepada warga penerima, maka lebih dulu akan dilakukan peresmian. Dalam peresmian itu, pihaknya tetap akan mengundang pihak dari BNPB dan pejabat pemerintah daerah dalam hal ini pak bupati.

Baca juga:  Warga Tegalbadeng Ajukan Syarat Terkait Pembangunan Pabrik Limbah Medis

Lebih lanjut dikatakannya, jika nanti bangunan sudah diserahkan kepada 50 KK, warga dapat lebih tenang di tempat yang baru serta bisa melakukan aktivitas di tempat yang anyar. Sedangkan untuk di tempat yang lama masih ada rumah, supaya segera tidak difungsikan lagi. Dan kalau memungkinkan di lahan rumah itu bisa dialihfungsikan. Artinya di tempat yang lama bisa dimanfaatkan untuk mengembangnkan pertanian hortikultura. Pasalnya, lahan di sana sangat menunjangn untuk pengembangan pertanian khsusunya tanaman hortikultura seperti cabai, toman dan yang lain.

Baca juga:  Bahan Gula Merah Menyusut, Perajin Beralih ke Dodol Nangka

“Kami tidak ingin ada warga yang sudah mendapatkan rumah baru kembali memanfaatan rumah yang lama untuk ditinggali. Karena kami tidak mau jika ada bencana banjir bandang kembali ada warga yang menjadi korbannya,” tegasnya. (eka prananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *