GIANYAR, BALIPOST.com – Objek Wisata Air Terjun Tegenungan, Desa Kemenuh, Sukawati masih meluap hingga Jumat (12/1). Wisatawan dilarang untuk turun mendekati air terjun dengan ketinggian 30 meter itu.

Menurut pengelola Objek Wisata Air Terjun Tegenungan, I Gusti Made Raka pada Jumat (12/1) puluhan wisatawan yang hendak berkunjung hanya bisa menikmati pemandangan dari atas tebing. Gusti Raka menerangkan hujan lebat yang terjadi di kawasan hulu. Termasuk di kawasan sekitar objek wisata itu.

Bila hujan lebat dalam beberapa jam dipastikan volume Air Terjun Tegenungan meluap. “Dalam sebulan ini terus mengalami pasang surut, intinya kalau hujan di daerah utara sudah pasti airnya besar,” ucapnya.

Baca juga:  Akhir Tahun, Wisdom Mulai Menyeberang ke Bali

Meski demikian kondisi air terjun tegenungan, Gusti Raka mengaku masih tetap membuka objek wisata tersebut. Para pengunjung, baik domestik dan mancanegara pun masih tetap berdatangan. “Ya masih buka, karena setiap hari memang ada saja pengunjung yang datang,” ungkapnya.

Gusti Raka menegaskan pihak pengelola membatasi pengunjung hanya di sampai di atas  menikmati pemandangan alam setikar dan aitr terjun yang sedang meluap dari kejauhan. “Kalau untuk ke lokasi air terjun kami larang, demi keselamatan pengunjung, menurut kami kalau turun itu berbahaya,” jelasnya.

Baca juga:  Antusias Sambut Gubernur Koster di Bandara Ngurah Rai, Wisdom Ajak "Selfie"

Gusti Raka menambahkan selain mempertimbangkan derasnya aliran air, pihak pengelola juga mempertimbangkan kawasan disektiar air terjun yang diperkirakan masih labil bila di kunjungi. “Pada musim penghujan seperti ini tanah di sekitar air terjun ini sangat labil, jadi kita waspada saja,” pesannya.

Gusti Raka kembali menjabarkan kondisi Air Terjun Tegenungan yang meluap ini, paling parah terjadi pada Sabtu (6/1) hingga Minggu (7/1). Volume aliran air di kawasan itu meningkat berkali-kali lipat.

Baca juga:  Didominasi Pelari Kenya, Toraja Marathon 2017 Berlangsung Sukses

Saking besarnya volume air berbagai fasilitas pariwisata di seputaran objek tersebut hanyut terbawa arus. “Terjadi sejak Sabtu siang, dari sekian tahun kami mengelola objek wisata ini, belum pernah volume air sebesar ini, ini yang terbesar,” ucapnya.

Ironisnya derasnya aliran air juga menggerus sejumlah fasilitas di beberapa warung yang ada di selatan objek itu. “Dari kejadian ini total kerugian sampai belasan juta rupiah dari beberapa infrastruktur yang rusak dan hilang terhanyut aliran sungai,” katanya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *